Analisis Strategi Good Housekeeping dalam Produksi Bersih pada Sentra UMKM Tepung Tapioka di Desa Srihardono, Bantul
Nurmala Khoirul Mar Ah, Dr. Anggoro Cahyo Sukartiko, STP., MP.; Dr. Ir. Adi Djoko Guritno, MSIE.
2020 | Skripsi | S1 TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANTepung tapioka kasar merupakan produk setengah jadi yang diproduksi di sentra UMKM tepung tapioka di Desa Srihardono, Bantul. Produk setengah jadi ini akan diolah lebih lanjut menjadi mie desa yang merupakan makanan khas dari Desa Srihardono. Proses produksi tepung tapioka di Desa Srihardono, Bantul ini masih dilakukan secara tradisional dan dalam kapasitas produksi yang kecil. Pemilik sekaligus pekerja UMKM tepung tapioka belum maksimal dalam pelaksanaan produksi bersih pada proses produksinya. Misalnya pada penggunaan air, pengadaan dan pengelolaan bahan baku, serta pengelolaan limbah. Hal ini dapat meningkatkan jumlah limbah yang berpotensi mencemari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, diperlukan strategi good housekeeping yang dapat diaplikasikan dengan mudah dan murah serta dapat menjaga kelestarian lingkungan.Terdapat tiga UMKM tepung tapioka sebagai objek penelitian yang dibedakan berdasarkan kapasitas produksinya. Alternatif strategi good housekeeping disesuaikan dengan masalah yang terdapat pada masing-masing UMKM tepung tapioka tersebut. Pemilihan strategi good housekeeping yang dilakukan oleh pemilik UMKM dianalisis menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan tiga kriteria yaitu teknis, lingkungan, dan ekonomi. Tiga strategi good housekeeping yang dipilih selanjutnya dilakukan estimasi kontribusi positifnya bagi UMKM tepung tapioka itu sendiri serta bagi lingkungan. Strategi good housekeeping yang perlu dilakukan pada tiga UMKM tepung tapioka di Desa Srihardono yaitu pada aspek pemilihan dan pengelolaan bahan baku, penggunaan air, pengelolaan limbah cair, dan keselamatan kerja. Apabila strategi ini dilaksanakan maka diestimasi dapat memberikan kontribusi positif bagi UMKM diantaranya menambah jumlah rendemen pati mencapai 0,7%, meningkatkan kehigienisan proses produksi, meningkatkan keselamatan kerja, dan dapat menghemat biaya sebesar Rp180.000,00 setiap produksi serta dapat menghasilkan biaya mencapai Rp37.800.000,00 setiap tahun. Selain itu, dapat mengurangi penggunaan air mencapai 12,6%.
Coarse tapioca starch is a semi-finished product that is produced at the MSMEs center of tapioca starch in Srihardono Village, Bantul. This semi-finished product will be further processed into village noodles which are typical food from Srihardono Village. The tapioca starch production process in Srihardono Village, Bantul is still carried out traditionally and in a small production capacity. The owner and worker of tapioca starch MSMEs have not been maximized in the implementation of clean production in the production process. For example in the use of water, procurement and management of raw materials, and waste management. This can increase the amount of waste that has the potential to pollute the surrounding environment. Therefore, a good housekeeping strategy is needed that can be applied easily and cheaply and can preserve the environment. There are three MSMEs of tapioca starch as research objects which are differentiated based on their production capacity. Alternative good housekeeping strategy tailored to the problems found in each of the tapioca starch MSMEs. The selection of a good housekeeping strategy carried out by MSME owners was analyzed using the Analytic Hierarchy Process (AHP) method with three criteria, namely technical, environmental, and economic. The three good housekeeping strategies chosen are then estimated to make a positive contribution to the tapioca flour tapioca itself and the environment. The good housekeeping strategy that needs to be carried out on three MSMEs tapioca starch in Srihardono Village is on the aspects of selecting and managing raw materials, water use, liquid waste management, and work safety. If this strategy is implemented, it is estimated that it can make a positive contribution to MSMEs, including increasing the amount of starch yield to 0.7%, increasing hygiene of the production process, increasing work safety, and can save costs by Rp 180,000.00 per production and can produce costs reaching Rp 37,800,000.00 every year. In addition, it can reduce water use by 12.6%.
Kata Kunci : good housekeeping, produksi bersih, tepung tapioka