KEKERASAN ANTI-TIONGHOA DALAM KERUSUHAN 1998 DI KABUPATEN BREBES
Ayu Astuti, Julianto Ibrahim, M.Hum
2020 | Skripsi | S1 SEJARAHKetika Indonesia dihantam krisis ekonomi hebat sejak pertengahan 1997, sejumlah kasus kerusuhan terjadi di banyak tempat yang diwarnai dengan berbagai macam aksi kekerasan yang menyasar pada salah satu kelompok etnis tertentu, yakni Tionghoa. Penelitian ini membahas tentang kekerasan terhadap etnis Tionghoa yang terjadi pada saat peristiwa huru-hara dan kerusuhan menyerang Kabupaten Brebes pada Februari 1998. Kerusuhan tersebut disertai aksi-aksi kekerasan yang ditandai dengan berbagai penjarahan dan perusakan ratusan properti seperti rumah, toko, tempat ibadah, dan bangunan lainnya oleh ratusan massa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan mengapa terjadi aksi kekerasan terhadap etnis Tionghoa saat kerusuhan pecah di Kabupaten Brebes pada Februari 1998 dan mengungkap akar-akar sentimen rasialis di wilayah ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber-sumber primer didapatkan dari kumpulan arsip, surat kabar, dokumen serta sumber-sumber literatur berupa buku, jurnal, artikel, laporan dan semacamnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Sementara itu sumber sekunder didapatkan melalui wawancara kepada pihak-pihak terkait. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, faktor sosial dan ekonomi yang menciptakan disparitas antara masyarakat pribumi dan masyarakat Tionghoa, serta pemberlakuan kebijakan diskriminatif sejak masa kolonial telah melahirkan sentimen rasial kepada masyarakat etnis Tionghoa. Riwayat hubungan yang kurang baik antara kedua pihak tersebut memicu tendensi kebencian dan menyebabkan pecahnya aksi-aksi kekerasan yang ditujukan kepada etnis Tionghoa, yang umumnya terjadi pada saat terjadi kekacauan di wilayah tersebut. Kekerasan pada 1998 tersebut bukan satu-satunya peristiwa rasial yang pernah terjadi di Kabupaten Brebes, sebelumnya pada tahun 1920, 1945, dan 1947, wilayah ini juga memiliki pengalaman panjang terkait kekerasan yang ditujukan kepada etnis Tionghoa meskipun gejalanya tidak selalu diawali dengan peristiwa kerusuhan.
The huge economic crisis that hit Indonesia in the middle of 1997 caused a number of riots in many places in Indonesia. The riots followed by various violent actions that targeting one particular ethnic group which is Chinese. This research discusses about anti-Chinese violence that happened in the Brebes Regency riots of February 1998. The riots were accompanied by a number of violent actions such as looting and hundreds properties destruction by a large mass. Homes, stores, worship place were destroyed in the 1998 Brebes riots. This research is aimed to reveal the reasons behind anti-Chinese violence in the Brebes Regency riots of February 1998 and to know the roots of violence towards Chinese people in this regency. A historical research method is used as the method of this research which divided into primary and secondary sources. The primary sources were obtained from the archives, newspapers, and other documents that help this topic of research. Books, journals, and articles also used as primary sources. For the secondary sources, this research used some interview with the related parties. Based on the research, social and economic factors drive of the condition in which Chinese and indigenous people live with disparities among them. A number of discriminatory policies towards Chinese since the colonization era had contributed in the making of racial sentiment among non-Chinese people. Anti-Chinese violence occurred as a result of a bad relation between the two parties that has triggered hatred among each other. The 1998 violence was not the only anti-Chinese incident in the region, before that, the similar incidents occurred several times in 1920, 1945, and 1947.
Kata Kunci : Kekerasan, Kerusuhan, Tionghoa, Brebes, Violence, Riot, Chinese