Laporkan Masalah

Perempuan (Pun) Bisa (Strategi Ekonomi Kaum Perempuan Pasca Bencana Gempa Bumi di Desa Bayan, Lombok Utara

NENG MARLINA EFENDI, Dr. Pande Made Kutanegara, M.Si

2020 | Tesis | MAGISTER ANTROPOLOGI

Mata pencaharian utama perempuan di Desa Bayan, Kabupaten Lombok Utara adalah petani, buruh tani, pramuwisata (women guide), perajin brem, pedagang, petugas desa, dan penenun. Ragam mata pencaharian ini mengalami perubahan pada tahun 2018. Hal ini tidak terlepas dari gempa bumi yang menerjang Desa Bayan, dimana gempa tersebut menggangu aktivitas perekonomian perempuan. Gempa bumi mengakibatkan rusaknya infrastruktur, bangunan rumah-rumah warga, bangunan penunjang ekonomi seperti ladang, sawah, hotel, restoran, warung, dan fasilitas wisata. Rusaknya infrastruktur akibat gempa membuat penurunan pendapatan yang disebabkan oleh terhentinya aktivitas perekonomian. Tidak ada pembeli tenun, tidak ada pembeli brem dari wisatawan, dan tidak ada yang menggunakan jasa wisata membuat kegiatan produksi aktivitas ekonomi mereka terhenti. Aktivitas produksi terhambat sehingga pendapatan dari aktivitas ekonomi menurun hingga tidak mendapatkan penghasilan. Dari sekian banyak mata pencaharian tersebut, pramuwisata, perajin brem, dan penenun menjadi mata pencaharian yang paling terdampak secara ekonomi setelah bencana gempa bumi menerjang wilayah Bayan. Ketiga kelompok aktivitas ekonomi perempuan tersebut, bersinggungan langsung dengan sector pariwisata dimana Bayan dikenal sebagai wilayah ekowisata. Terhentinya sektor pariwisata yang menjadi salah satu akses dalam peningkatan pendapatan perempuan di Bayan, membuat penulis tertarik untuk melihat bagaimana perempuan menghadapi permasalahan ekonomi. Strategi apa yang dilakukan perempuan Bayan dalam memulihkan kembali ekonomi keluarga demi kelangsungan hidup mereka. Maka dari itu, penelitian ini mencoba menelusuri dan menjawab (1) Bagaimana bencana alam membawa akibat-akibat ekonomi bagi kaum perempuan? (2) Bagaimana pengetahuan perempuan terhadap wilayahnya yang rawan gempa bumi? (3) Bagaimana strategi kaum perempuan mengatasi kesulitan ekonomi pascabencana alam gempa bumi tahun 2018? Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang menunjukan hasil penelitian bahwa perempuan bayan beradaptasi pasca gempa bumi sangat bergantung pada akses ekonomi. Akses ekonomi yang paling mudah didapatkan oleh kelompok perempuan penenun dan perempuan perajin brem. Kedua kelompok masih memiliki sumber daya produksi yang bergantung pada alam, meski jumlahnya tidak sebesar sebelum gempa bumi. Perempuan penenun diuntungkan dengan akses ekonomi yang didukung oleh pemerintah dengan rencana ekonomi kreatif tenun Bayan. Perempuan perajin brem harus melakukan aktivitas ekonomi tambahan selain tetap membuat brem. Mereka melakukan aktivitas ekonomi tambahan dengan menjadi pedagang, buruh tani, dan bertani. Sementara, perempuan pramuwisata yang kehilangan akses ekonominya memiliki cara dengan berganti alih aktivitas ekonomi mereka seperti menjadi pedagang, buruh tani, hingga bekerja di Bali dan Jakarta.

The main livelihoods of women in Bayan Village, North Lombok Regency are farmers, farm laborers, guides, brem artisans, traders, village officials, and weavers. The range of livelihoods changed in 2018. This is inseparable from the earthquake that hit the Bayan Village, where this earthquake disrupted women's economic activity. Earthquakes that damage infrastructure, buildings of people's homes, economic support buildings such as fields, rice fields, hotels, restaurants, food stalls, and tourist facilities. Damage to infrastructure due to the earthquake caused a decrease in income caused by the cessation of financing activities. There are no weaving buyers, no brem buyers from tourists, and no one uses tourist services to stop their production activities. Production activities are hampered to obtain income from the declining economic activity so that they do not get results. Of the many livelihoods, guides, brem artisans, and weavers are the livelihoods most affected by the economy after the earthquake struck the Bayan region. The three groups of economic activities are in direct contact with the tourism sector where Bayan is known as an ecotourism area. The cessation of the economic sector is one of the ways to increase women's income in Bayan, making the writer interested to see how women face economic difficulties. What strategies are being undertaken by Bayan women in the economic recovery of their families for the sake of their survival? Therefore, this research tries to discuss and answer (1) How do natural disasters bring economic consequences for women? (2) What is women's knowledge of earthquake-prone areas? (3) What is the strategy to overcome economic problems after the 2018 earthquake? This research uses a qualitative research method that shows the results of parental women's research after the earthquake is needed for economic access. Economic access is most easily obtained by women weavers and women brem artisans. Both groups still have production resources that depend on nature, while those transferred are meaningless before the earthquake. Weaver women benefit from economic access supported by the government with Bayan's weaving creative economic plan. Brem women craftsmen must carry out additional economic activities while still making brem. They carry out additional economic activities by becoming traders, farm laborers, and farming. Meanwhile, women guides who lost their economic access had a way of switching over from being a trader, farm laborer to working in Bali and Jakarta.

Kata Kunci : Perempuan Bayan, aktivitas ekonomi, strategi ekonomi

  1. S2-2020-422407-abstract.pdf  
  2. S2-2020-422407-bibliography.pdf  
  3. S2-2020-422407-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2020-422407-title.pdf