Laporkan Masalah

PERBEDAAN RASIO PEJANTAN DAN INDUK TERHADAP TINGKAH LAKU, FREKUENSI, DAN KEMAMPUAN KAWIN

AZIZ SETYADI, Prof. Ir. Ismaya, M.Sc., Ph.D.;Dr. Ir. Sigit Bintara, M.Si., IPM., ASEAN Eng.

2020 | Skripsi | S1 ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku perkawinan kalkun jantan dan betina pada rasio jantan dan betina yang berbeda. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2019 sampai Desember 2019 di Nadia Turkey Farm di Jalan Wahidin Sudiro Husodo, Bantul, Yogyakarta. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap pola faktorial untuk perlakuan rasio rasio jantan induk (1:3 , 1:5 , 1:7) dan waktu (pagi, sore) dengan uji DMRT pada faktor rasio jantan betina. Materi yang digunakan yaitu 3 ekor kalkun jantan dan 15 ekor kalkun betina. Penelitian ini dilakukan dengan menempatkan kalkun dengan rasio 1:3 ; 1:5 ; 1:7 pada kandang yang berbeda. Penelitian dilakukan setiap hari pada pagi pukul 07.00 sampai 09.00 dan sore pukul 15.00 sampai 17.00 sampai kalkun mulai mengeram. Tingkah laku perkawinan pada kalkun dimulai pejantan akan melakukan gerakan tarian untuk menarik betina. Setelah itu betina yang ingin dikawini akan duduk dengan sendirinya tanpa dilakukan pengejaran oleh pejantan seperti pada perkawinan ayam. Proses pejantan menaiki betina sampai terjadinya kopulasi memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan ayam. Frekuensi kawin kalkun menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05) untuk faktor rasio jantan betina serta waktu pagi dan sore. Frekuensi kawin kalkun terbaik yaitu pada rasio 1:7. Pada lama kawin kalkun menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05) hanya pada rasio jantan dan betina saja. Lama kawin terbaik juga pada rasio 1:7. Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Rasio jantan dan betina yang tinggi menyebabkan frekuensi kawin lebih banyak dan lama kawin semakin lama. (2) Waktu pagi dan sore menyebabkan frekuensi kawin lebih banyak tetapi tidak menyebabkan lama kawin lebih lama. (3) Tidak ada interaksi antara rasio jantan dan betina terhadap frekuensi kawin dan lama kawin.

This study aims to determine the behavior of male and female turkey mating at difference ratio of male and females. This research was conducted in October 2019 to December 2019 at Nadia Turkey Farm on Jalan Wahidin Sudiro Husodo, Bantul, Yogyakarta. The experimental design used was completely randomized factorial design for the treatment of male parent ratio (1:3, 1:5, 1:7) and time (morning, evening) with DMRT test on female male factor ratio. The material used was 3 male turkeys and 15 female turkeys. This research was conducted by placing turkeys in a ratio of 1:3; 1:5; 1:7 in different cages. The study was conducted daily from 7 am to 9 am in the morning and 3 pm to 5 pm in the afternoon until the turkey began to incubate. Mating behavior in turkeys begins males will perform dance moves to attract females. Female that wants to be mating will sit on her own without being pursued by a male as in the time chicken mating. The process of males and females until copulation takes longer than chickens. The frequency of turkey mating showed a significant result (p<0.05) for the male female ratio factor as well as morning and evening time. The best frequency of mating turkeys was at ratio of 1:7. At the time of mating factor the turkey showed significant results (p<0.05) only in the male and female ratio. The best length of mating was also at ratio of 1:7. This study can be concluded as follows: (1) The ratio of males and females affect the mating frequency and mating length, (2) Morning and evening times affect the mating frequency but was not affect the mating length, (3) The interaction between male and female ratio was not affect the mating frequency and mating length.

Kata Kunci : Kalkun, Tingkah Laku, Perkawinan, Rasio Jantan Betina

  1. S1-2020-334333-Abstract.pdf  
  2. S1-2020-334333-Bibliography.pdf  
  3. S1-2020-334333-TableofContent.pdf  
  4. S1-2020-334333-Title.pdf