Tantangan Implementasi Energi Terbarukan di ASEAN: Organized Hypocrisy dalam Sektor Energi

SWISSINDA, Dr. Randy W Nandyatama, S.I.P., M.Sc.

2020 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Energi terbarukan (EBT) merupakan isu penting yang dibahas dalam ASEAN. Skripsi ini meneliti beragam tantangan yang dihadapi ASEAN dalam mempromosikan EBT di Asia Tenggara, terutama dalam periode antara 2010 dan 2015. Salah satu tantangan yang paling menonjol adalah bahwa peningkatan kuantitas instalasi kapasitas EBT tidak dibarengi dengan peningkatan tren realisasi pemanfaatan EBT. Penelitian ini menggunakan landasan konseptual organized hypocrisy yang diajukan Krasner untuk menjelaskan tantangan promosi EBT dan sektor energi secara umum di ASEAN. Skripsi ini berargumen bahwa tantangan implementasi EBT di ASEAN dapat dipandang sebagai patologi organized hypocrisy. Yakni bahwa pembuat kebijakan di tingkat domestik menghadapi tantangan teknis di masing-masing negaranya, sehingga janji yang dibuat oleh ASEAN terhadap dunia internasional tidak dapat dipenuhi. Pada saat yang sama, ASEAN yang ingin menjaga citra baik di dunia internasional bersikap hipokrit dengan mengklaim bahwa ASEAN telah meningkatkan implementasi EBT, dengan mengedepankan indikator peningkatan instalasi kapasitas namun mengabaikan fakta bahwa implementasi EBT di ASEAN cenderung mengalami penurunan jika ditinjau dari total pasokan dan konsumsi energi di kawasan. Penelitian ini menggunakan studi kasus Indonesia dan Vietnam untuk meneliti lebih dalam tantangan teknis yang dihadapi oleh negara yang memengaruhi hasil kerja ASEAN. Indonesia merefleksikan karakteristik negara anggota lama ASEAN sedangkan Vietnam merefleksikan karakteristik negara anggota baru ASEAN.

Renewable energy is a prominent issue in the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). This research discussed the challenges of renewable energy implementation in Southeast Asia, specifically discussed in the period of 2010 to 2015. One of the most predominant challenges is the misalignment between the growing number of renewable energy installed capacity and the decline of renewable energy realization trends in ASEAN. This research is using the theory of Organized Hypocrisy by Krasner to explain the challenge in promoting renewable energy and the general issue of the energy sector in ASEAN. The main argument of this research is that the challenge in the implementation of renewable energy in ASEAN is caused by pathology called organized hypocrisy. Because decision-makers at the domestic level faced a technical challenge, ASEAN failed to fulfill the promises made to the international world. In the same time, ASEAN needs to maintain its good reputation in international relations so ASEAN is being hypocritical by claiming that ASEAN has increased the renewable energy implementation in ASEAN based on the growing number of installed capacity and ignored the fact that renewable energy tends to decline based on the decreased number of total primary energy supply and total final energy consumption in the region. This research uses Indonesia and Vietnam as the study case to analyze further the technical challenge that is facing the states and how it affects ASEAN outcomes. Indonesia is reflecting the character of the older member of ASEAN while Vietnam is reflecting the character of the newer member of ASEAN.

Kata Kunci : ASEAN, Energi Terbarukan, Tantangan, Organized Hypocrisy, Patologi Organisasi / ASEAN, renewable energy, challenges, organized hypocrisy, organizational pathology.