Perubahan Perilaku Pengemis Gelandangan dan Orang Terlantar (PGOT) melalui Pembuatan Taman Pelangi di Panti Pelayanan Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang
NISA WORO ANGGRAINI, Dra. Agnes Sunartiningsih, MS
2019 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAANKeberadaan Pengemis Gelandangan dan Orang Terlantar (PGOT) adalah fenomena yang marak dan menarik untuk dikaji. Populasi mereka yang meningkat setiap tahunnya membuat keresahan tersendiri di masyarakat. Keberadaan mereka yang dianggap mengganggu ketertiban, keindahan, dan keamanan serta perilaku dan kebiasaan mereka yang seringkali mengabaikan nilai dan norma di masyarakat membuat mereka sulit diterima dan dipercaya oleh masyarakat sekitar sehingga mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kehidupannya. Dalam proses penanganan PGOT ini pemerintah menyediakan Panti Pelayanan Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang sebagai sarana rahabilitasi PGOT. Dalam proses tersebut panti ini menggunakan cara baru yang cukup menarik yaitu dengan pembuatan Taman Pelangi di belakang panti yang kemudian dikelola oleh PGOT sendiri. Oleh karena itu penelitian ini bermaksud untuk melihat perubahan yang terjadi dalam diri PGOT khususnya perubahan perilaku PGOT melalui pembuatan Taman Pelangi di PPS PGOT Mardi Utomo Semarang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui perubahan perilaku terkait etos kerja dan gaya hidup PGOT melalui pembuatan Taman Pelangi di PPS PGOT Mardi Utomo Semarang. Dengan menggunakan teori sosial behavioral dan konsep masalah sosial, dengan memandang kondisi awal PGOT dan kondisi-kondisi yang mendorong mereka melakukan perubahan perilaku terutama dalam etos kerja dan gaya hidup. Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa PGOT mengalami perubahan perilaku terutama terkait dengan etos kerja dan gaya hidup, dengan didorong oleh pemberian rangsangan dari pihak panti melalui pembuatan Taman Pelangi. Perubahan-perubahan tersebut terjadi hampir ke seluruh PGOT yang tinggal di panti, mereka menjadi manusia produktif setelah masuk panti dan ikut mengelola Taman Pelangi. Walaupun pihak panti belum menerapkan sanksi yang tegas untuk para PGOT yang masih sering bermalas-malasan. Untuk keberlangsungan taman perlu dukungan lebih dari pihak luar terutama soal pendanaan karena kreatifitas PGOT semakin bertambah namun tidak diimbangi dengan dana yang ada.
The existence of homeless beggars and displaced people (PGOT) is a lively and interesting phenomenon to be studied. Their population is increasing every year to create its own unrest in the community. The existence of those who are considered disturbing orders, beauty, and security as well as their behavior and habits that often ignores the values and norms in the community make them difficult to be accepted and trusted by the surrounding community so that they find it difficult to find work to fulfill their lives. In the process of handling this PGOT the government provides PGOT Mardi Utomo Semarang Social Services Orphanage as a means of PGOT rehabilitation. In this process, the orphanage uses a new method which is quite interesting, namely the creation of Taman Pelangi behind the orphanage which is then managed by PGOT itself. Therefore this study intends to see the changes that occur in PGOT, especially changes in PGOT behavior through the creation of Taman Pelangi in PGOT Mardi Utomo PPS Semarang. This type of research is a descriptive qualitative that aims to determine changes in behavior related to the work ethic and lifestyle of PGOT through the creation of Taman Pelangi in PGOT Mardi Utomo PPS Semarang. By using social behavior theory and the concept of social problems, by looking at the initial conditions of PGOT and the conditions that encourage them to make changes in behavior, especially in the work ethic and lifestyle. From the research that has been done, it can be concluded that PGOT experiences behavioral changes mainly related to work ethics and lifestyle, driven by the provision of stimuli from the orphanage through the creation of Taman Pelangi. These changes occur almost throughout the PGOT who live in the orphanage, they become productive people after entering the orphanage and participate in managing Taman Pelangi. Although the institution has not implemented strict sanctions for the PGOT who are still often lazy. For the sustainability of the park, it needs more support from outside parties, especially about funding because PGOT's creativity is increasing but not balanced with existing funds.
Kata Kunci : Kata kunci: PGOT, perubahan perilaku, gaya hidup, etos kerja