PENGUKURAN PERFORMA METODE SOFTWARE TESTING EQUIVALENCE CLASS PARTITIONING DAN BOUNDARY VALUE ANALYSIS

I GEDE SUGITA A, Adhistya Erna Permanasari, S.T., M.T., Ph.D; Teguh Bharata Adji, S.T., M.T., M.Eng., Ph.D

2019 | Tesis | MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI

Kualitas sotfware tidak hanya ditentukan dari proses pembuatannya atau struktur programnya. Suatu software dikatakan layak jika performa yang dihasilkan sesuai dengan harapan user. Software Testing berguna untuk meringankan kinerja developer dalam melakukan perbaikan sistem. Tetapi dalam melakukan software testing, terdapat masalah yang dihadapi oleh para developer, diantaranya informasi yang menjadi tolok ukur dalam kelayakan software testing masih dianggap kurang baik. Banyak faktor yang digunakan untuk memperoleh informasi atau tolok ukur. Faktor tersebut bisa meliputi struktur program, bisnis proses atau waktu yang digunakan untuk uji coba. Dalam pengujian software diperlukan sebuah test case untuk memastikan salah satu dari dua proses testing. Yang pertama adalah memastikan tipe data yang dimasukkan. Metode dari proses ini dinamakan Equivalence Class Partitioning (ECP). Yang kedua adalah memastikan nilai batasan bawah, nilai batasan tengah, nilai batasan atas dari jumlah string dan integer sebagai masukan dari sebuah modul sistem. Metode dari proses ini dinamakan Boundary Value Analysis (BVA). Tujuan dari penelitian ini adalah pengukuran performa metode ECP dan BVA. Metode ECP dan BVA merupakan metode yang termasuk di dalam black Box testing. Metode black box testing tidak mewajibkan penguji untuk memiliki pengetahuan mengenai detail program software yang ingin diuji. Pengujian yang dilakukan menggunakan sistem informasi rumah sakit dengan modul apotek. Modul apotek memiliki sub modul yang diuji sebanyak 17 buah dengan total 32 elemen menu. Hasil uji coba yang didapat yaitu BVA lebih unggul dari ECP dengan pengukuran test case pass ECP dan BVA yaitu 73,95% dan 81,25%. Test case fail ECP dan BVA yaitu 20,83% dan 14,28%. Test case defect ECP dan BVA yaitu 5,20% dan 4,46%. Number of Test Run Per Time Period ECP dan BVA yaitu 0,013/dtk dan 0,020/dtk. Number of Defect Test Per Test Hour ECP dan BVA yaitu 2,5/jam dan 3,3/jam. Dari hasil pengujian tersebut sistem informasi rumah sakit layak digunakan karena secara fungsional masih dapat berjalan.

The quality of the software is not only determined by the development process or the structure of the program. The software is said to be feasible if the performance produced is in accordance with user expectations. Software Testing is helpful to alleviate the developers����¯�¿�½������¢������¯������¿������½������¯������¿������½ task in improving the system. But in doing software testing, there are problems faced by developers, including information that become a benchmark in the feasibility of software testing. Many factors are used to obtain information or benchmarks. These factors can include program structure, business processes and the time used in conducting trials. In testing the software, a test case is needed to ensure one of the two testing processes. The first is to make sure the data type of the entered data. The method of this process is called Equivalence Class Partitioning (ECP). The second is ensuring the lower bound value, the middle bound value, and the upper limit value of the number of strings and integer as inputs of a system module. The method of this process is called Boundary Value Analysis (BVA). The purpose of this study is to performance measurement the ECP and BVA methods. The ECP and the BVA method are the methods included in the black box testing method. In the black box testing method, testers are not required to have knowledge about the details of the program the software to be tested. Tests carried out using hospital information systems with a pharmacy module. The pharmacy module has 17 sub modules tested with a total of 32 elements menu. The test results obtained that BVA is superior to ECP by measuring ECP and BVA test case passes of 73.95% and 81.25%. ECP and BVA test case failures are 20.83% and 14.28%. ECP and BVA test case defects are 5.20% and 4.46%. Number of Test Runs Per Time Period of ECP and BVA is 0.013 / second and 0.020 / second. Number of Defect Tests per ECP and BVA Test Hour is 2.5 / hour and 3.3 / hour. From the test results the hospital information system is feasible to use because functionally it can still run.

Kata Kunci : Boundary Value Analysis, Equivalence Class Partitioning, Sistem Informasi, Software Testing