The Assessment of ASEAN in Responding Terrorism Through ASEAN Convention of Counter Terrorism: The Case Study of ISIS Infiltration in Indonesia and Philippine.
M FAJRI FADILLAH, Dr. Nanang Pamuji Mugasejat
2019 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALTerorisme telah menjadi sebuah wabah yang menyebar di setiap negara dan tentunya tidak bisa di hilangkan begitu saja. Upaya perlawanan dan penangkalan aksi terorisme telah dilakukan oleh berbagai organisasi maupun negara. Salah satu contohnya adalah ASEAN Convention on Counter Terrorism yang telah diratifikasi oleh negara-negara di wilayah Asia Tenggara. Adanya konvensi ini menunjukan bahwa negara-negara yang tergabung di organisasi tersebut terus berupaya untuk menjamin keamanan bangsa dan juga wilayah mereka. Akan tetapi, masih banyak kasus terorisme yang terjadi di wilayah ASEAN, sehingga timbul pertanyaan mengenai keefektivitasan dari konvensi tersebut. Maka dari itu, tulisan ini akan mengulas permasalahan seputar kinerja ASEAN dalam menjalankan pokok-pokok dari ASEAN Convention on Counter Terrorism yang akan menggunakan kasus di negara Indonesia dan Filipina.
Terrorism has become a nationwide epidemic that is difficult to eradicate. Counter terrorism efforts has been carried out by various nations as well as organisations. One of the many examples is shown by ASEAN through ACCT or ASEAN Convention on Counter Terrorism which has been ratified by nations all over Southeast Asia. The existing document is one of the concrete step toward eliminating terrorism and securing their nation from threats. However, wave of terrorist attacks still remain which lead to the question of its effectiveness in countering terrorist activities. Therefore, this thesis would like to cover on the effectivity within the convention based on the cases of Indonesia and Philippines.
Kata Kunci : Terrorism, Indonesia, Philippine, President Duterte, President Jokowi, ISIS, ASEAN, ASEAN Convention on Counter Terrorism, ACCT, ASEAN Way, Regional Integration, National Interest, Foreign Policy