Laporkan Masalah

Sarinah dan Evita: Komparasi Pengaruh Diskursus Keperempuanan terhadap Partisipasi Perempuan dalam Politik Domestik di Indonesia dan Argentina pada Era 1945-1965

KEN AYU GALUH SATITI, Ayu Diasti Rahmawati, S. IP., M. A.

2019 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Skripsi ini menganalisis bagaimana imaji ideal keperempuanan dalam diskursus Sarinah dan Evita, dikonstruksi oleh Kepala Negara untuk menginklusikan perempuan dalam proyek binabangsa negara, berpengaruh terhadap partisipasi perempuan dalam politik domestik Indonesia dan Argentina guna menjawab pertanyaan mengenai mengapa diskursus Sarinah di Indonesia tidak menghasilkan intensitas partisipasi perempuan setinggi yang dihasilkan oleh diskursus Evita di Argentina pada era 1945-1965. Diskursus Sarinah dan Evita merefleksikan isu-isu perempuan kontemporer dan menawarkan imaji-imaji pemberdayaan perempuan ideal yang dapat dicapai dalam agenda aktivisme perempuan yang spesifik. Indonesia dan Argentina pada waktu itu tengah mengalami struktur pemerintahan Demokrasi Terpimpin yang dikepalai oleh Presiden laki-laki berideologi haluan kiri. Namun, hasil persebaran diskursus keperempuanan dan dampak yang dihasilkan terhadap partisipasi perempuan di ranah politik domestik bervariasi, dengan Indonesia yang lebih rendah dari Argentina. Dengan mengomparasikan kedua diskursus melalui Critical Discourse Analysis, skripsi ini akan menunjukkan nilai-nilai feminis (dan non-feminis) yang tersirat dalam konten diskursus. Setelah menganalisis nilai-nilai yang terkandung dalam masing-masing diskursus, perspektif feminisme pascastruktural secara umum akan digunakan untuk mengulik posisi perempuan dalam masyarakat yang diimplikasikan pada narasi diskursus. Indikator Welch mengenai partisipasi perempuan (sosialisasi, situasi, dan struktur) kemudian akan mendiskusikan bagaimana diskursus-diskursus tersebut bergerak dalam dimensi ekososial yang lebih besar di kedua negara yang menyebabkan perbedaan intensitas partisipasi perempuan dalam politik domestik di Indonesia dan Argentina. Berdasarkan temuan riset, terdapat persentase relatibilitas pesan yang lebih tinggi dalam narasi Evita kepada masyarakat Argentina. Imaji perempuan ideal yang dipotretkan dalam diskursus Evita diterima lebih luas oleh audiens di Argentina daripada Sarinah di Indonesia akibat faktor similaritas diskursus dengan nilai dominan dalam masyarakat, relatibilitas pesan dengan audiens, yang didorong lebih lanjut oleh perubahan struktur domestik dari yang tadinya dijalankan oleh elit menjadi lebih populis kepada masyarakat. Maka dari itu, pesan bagi perempuan untuk lebih aktif dalam politik domestik lebih tersebar luas dalam diskursus Evita, yang berpengaruh kepada partisipasi politik domestik di Argentina yang lebih tinggi.

This thesis aims to analyse how the ideal image of women in Sarinah and Evita discourses, shaped by political leaders in some ways to include women in nationbuilding projects, have impacted the domestic political participation in Indonesia and Argentina respectively to answer the question on why the Sarinah discourse did not produce the same amount of intensity of women domestic political participation as Evita did in the period of 1945-1965. The discourses of Sarinah and Evita brought many reflections on contemporary women issues and offered ideal women empowerment images to be reached by certain women activism agendas. Both Indonesia and Argentina by the time have installed the lead democracy ideology, ran by male, leftist Presidents. However, the results of these proliferation of women movement discourses and their impacts to women domestic political participation varied, with Indonesians being lower than Argentines. By comparing these two discourses with Critical Discourse Analysis framework, this thesis attempts to reveal the feminist (and non-feminist) agendas underlying the discourse contents. After analysing the values within each discourses, post-structural feminism perspective in general will be used to argue about women’s position within the discourse narrative. Welch indicators on women participation (socialization, situation, and structure) then will discuss about how each discourses work on larger ecosocial dimension in both countries that resulted on the difference of women domestic political participation in Indonesia and Argentina. Based on the research findings, it is known that there is high percentage of cultural relatability on Evita narrative to Argentines rather than Sarinah to Indonesians. The image of ideal women portrayed in Evita discourse is more widely accepted in Argentina rather than Sarinah in Indonesia due to the similarity of the discourse with dominant domestic values, the relatability of the message to the audience, and further pushed by domestic structural shifts from elite-driven to people-driven politics. Therefore, the message on pursuing politics for women is more echoed within Evita discourse, impacting furthermore on higher domestic political participation of women in Argentina.

Kata Kunci : Sarinah, Evita, women discourse, women political participation

  1. S1-2019-399284-abstract.pdf  
  2. S1-2019-399284-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-399284-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-399284-title.pdf