DIMENSI GENDER DALAM BAHASA INDONESIA DITINJAU DARI PERSPEKTIF FEMINISME LINGUISTIK ROBIN TOLMACH LAKOFF DAN DALE SPENDER
VALENTIN GAGAH LARAS, Dr. Septiana Dwiputri Maharani
2019 | Skripsi | S1 FILSAFATPenelitian "Dimensi Gender dalam Bahasa Indonesia Ditinjau dari Perspektif Feminisme Linguistik Robin Tolmach Lakoff dan Dale Spender" merupakan penelitian yang berisi tentang penyelidikan hubungan gender, bahasa, dan kekuasaan dalam bahasa Indonesia. Bahasa merupakan instrumen kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan realitas sehingga bahasa merupakan salah satu bentuk epistemologi yang berisi ide-ide tentang kelompok yang dominan. Hal ini juga terdapat di dalam bahasa Indonesia. Paradigma maskulinitas merupakan paradigma yang dominan di dalam bahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesia dibentuk di atas struktur kekuasaan budaya patriarki. Penelitian ini berusaha melacak bagaimana operasi kekuasaan gender di dalam bahasa Indonesia serta bagaimana perempuan diposisikan di dalam bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah: 1) menjelaskan hubungan bahasa, kekuasaan, dan gender sebagai dimensi yang saling mempengaruhi; 2) membuat analisis dimensi gender yang ada di dalam bahasa Indonesia dengan perspektif dari pemikiran Robin Tolmach Lakoff dan Dale Spender. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka berjenis kualitatif dengan model penelitian sistematis-reflektif yang berfokus pada pokok sentral dan dasariah kehidupan manusia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis bahasa dengan unsur metodis sebagai berikut: 1) deskripsi; 2) interpretasi; 3) komparasi; dan 4) induksi. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah: pertama, terdapat empat permasalahan pokok di dalam bahasa Indonesia yaitu: 1) nama laki-laki sebagai wakil dari nama keluarga sehingga laki-laki menjadi terlihat di dalam sektor publik; 2) penyebutan keberadaan dan tindakan di mana laki-laki mendapatkan tempat sebagai pihak yang aktif dan perempuan sebagai pihak yang pasif; 3) struktur konvensi masyarakat yang berparadigma maskulin; 4) inisiatif laki-laki sebagai pihak yang dominan diekspresikan lewat bahasa dengan kata kerja. Kedua, pembacaan permasalahan tersebut menggunakan analisis Lakoff yaitu penanda gender dalam bahasa dan bingkai pemikiran masyarakat dalam produksi makna serta analisis Spender yaitu laki-laki sebagai pembuat realitas dan menghasilkan paradigma tentang yang dominan dan yang dibungkam. Ketiga, analisis kedua feminisme linguistik tersebut menghasilkan tesis bahwa kultur masyarakat Indonesia dibangun di atas paradigma maskulin sehingga bahasa yang dihasilkan juga melihat karakter maskulin lebih tinggi daripada karakter feminin. Bingkai pemikiran masyarakat yang maskulin tersebut kemudian menjadi sebuah common sense yang melihat bahwa maskulinitas sebagai norma sehingga perempuan tereksklusi dari bahasa Indonesia itu sendiri.
This research which is titled "Dimensi Gender dalam bahasa Indonesia Ditinjau dari Perspektif Feminisme Linguistik Robin Tolmach Lakoff dan Dale Spender" is a research that contains investigation of the relation between gender, power, and language. Language is an instrument of power, so that language becomes an epistemology that contains the idea of the dominant group. This problem is existing in Indonesian language. Masculinity paradigm is a dominant paradigm in Indonesian language, so that the Indonesian language is formed in patriarchy culture. This research is trying to discover how the power of masculinity operates in Indonesian language and how women is placed in Indonesian language. The aim of this research is: 1) explain the relation between gender, power, and language as dimension that interplays; 2) make an analysis about the relation of gender dimension in Indonesian language in Lakoff and Spender perspectives. This reference-type research is a qualitative research with systematic and reflective research model. The method that is used in this research is language analytic with four methodical element: 1) description; 2) interpretation; 3) comparative; and 4) induction The result that is discovered in this research is: first, four main problems in Indonesian language is: 1) men's name as a family's name so that the men is visible in public; 2) men is always characterized as an active person and women as an passive person; 3) masculine paradigm in Indonesian culture; 4) men's dominative act is always resembled as a verbs. Second, the problem is analysed with Lakoff theses about gender-marking in language and society frames that produce means. The second is Spender theses about men made the reality and the dominant and the muted in language. Third, the analyses result is Indonesian society is built on masculine paradigm so that the produced language is characterized as masculine language. The characteristic is masculine attribute is on the top of feminine attribute. This relation between masculinity and feminity then produces society frames that become a common sense. The effect of this society frames is will not be able to create the meaning according to feminine way.
Kata Kunci : Bahasa Indonesia, kekuasaan, gender, feminisme linguistik