MONITORING GAS CO2 SECARA SPATIOTEMPORAL MENGGUNAKAN CITRA ATMOSPHERIC INFRARED SOUNDER (AIRS) DI INDONESIA TAHUN 2002-2016
INTAN LESTARI, Muhammad Kamal, S.Si., M.GIS., Ph.D.;Wirastuti Widyatmanti, S.Si., Ph.D.;Dr. Emilya Nurjani, S.Si., M.Si.
2019 | Skripsi | S1 KARTOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUHPenginderaan jauh sebagai seni dan teknologi mampu mengasilkan berbagai informasi diantaranya informasi mengenai kualitas udara. Pemanasan global erat kaitannya pengamatan kualitas udara akibat meningkatnya emisi rumah kaca terutama gas CO2 yang mempercepat pemanasan global. Besarnya kerugian akibat pemanasan global tersebut dapat dikurangi dengan menurunkan laju pemanasan global. Pentingnya penelitian mengenai gas CO2 mendorong penulis untuk melakukan monitoring gas CO2 dengan menggunakan citra satelit yang bertujuan untuk mengetahui dinamika dan tren gas CO2 pada tahun 2002-2016, mengetahui efektivitas dari ekstraksi gas CO2 dari Citra Atmospheric Infrared Sounders (AIRS), dan mengetahui sebaran spastiotemporal anomali gas CO2 di wilayah tertentu dan secara umum di Indonesia. Metode yang digunakan terdiri dari Fixed Rank Kriging untuk interpolasi data timeseries citra AIRS dan mengukur efektivitas dari nilai CO2 yang diekstrak menggunakan standar error, serta melakukan detren untuk megetahui anomali yang terjadi. Berdasarkan hasil pengolahan yang dilakukan menunjukkan bahwa konsentrasi CO2 yang tinggi terjadi di bagian Utara sedangkan konsentrasi rendah terfokus di bagian barat daya dengan tren umum tiap tahun terus meningkat. Berdasarkan uji akurasi yang dilakukan Citra AIRS efektif dalam melakukan ekstraksi informasi gas CO2 dengan nilai standar eror rendah yang menunjukkan tingginya akurasi data yang dihasilkan. Nilai standar eror di CFA 1.9 dan di BKT 4.8 dengan selisih hasil pengukuran berkisar 1% dan standar deviasi antara 0.2-1. Anomali di beberapa wilayah yang melebihi nilai ambang batas mulai terjadi sejak tahun 2005 sedangkan anomali secara umum di Indonesia terjadi peningkatan ekstrem gas CO2 pada bulan kering dan mengalami penurunan ekstrem pada bulan basah.
Remote sensing as art and technology is able to produce various information including information about air quality. Global warming is closely related to the observation of air quality due to increased greenhouse emissions, especially CO2, which accelerates global warming. The amount of loss due to global warming can be reduced by reducing the rate of global warming. The importance of research on CO2 gas encourages authors to monitor CO2 gas using satellite imagery that aims to determine the dynamics and trends of CO2 gas in 2002-2016, determine the effectiveness of CO2 gas extraction from Atmospheric Infrared Sounders (AIRS) images, and know spatiotemporal distribution CO2 gas anomalies in certain regions and in general in Indonesia. The method used consists of fixed rank kriging to interpolate the timeseries data of AIRS images and measure the effectiveness of CO2 values extracted using standard errors, as well as conducting detrain to determine anomalies that occur. Based on the results of the processing carried out shows that high CO2 concentrations occur in the North while low concentrations are focused in the southwest with a general trend every year continues to increase. Based on the accuracy-test conducted by AIRS Image, it is effective in extracting CO2 gas information with a low error standard value indicating the high accuracy of the data produced. The standard error value at CFA 1.9 and at BKT 4.8 with the difference in measurement results ranges from 1% and the standard deviation between 0.2-1. Anomalies in several regions that exceeded the threshold value began in 2005, while anomalies in general in Indonesia experienced an increase in extreme CO2 gas in the dry month and experienced an extreme decrease in the wet month.
Kata Kunci : Greenhouse Gases, Remote Sensing, Atmospheric Infrared Sounders, Fixed Rank Kriging, Detrend