SEPAK TERJANG PARTAI DEMOKRASI INDONESIA (PDI) DALAM PEMILIHAN UMUM ORDE BARU 1977-1997
ALIFA HUSNA, Dr. Farabi Fakih
2019 | Skripsi | S1 SEJARAHPartai Demokrasi Indonesia adalah sebuah partai hasil dari restrukturisasi yang dilakukan pemerintah Orde Baru pada tahun 1973. Partai politik yang ada sebelumnya, oleh Presiden Soeharto akhirnya disederhanakan menjadi dua kelompok berdasarkan ideologinya, yaitu PDI dan PPP. PDI merupakan hasil fusi dari partai politik yang berideologi nasional � demokarasi dan non Islam, sedangkan PPP adalah gabungan dari partai politik yang berideologi Islam. Selama kurang lebih 30 tahun kepemimpinan Presiden Soeharto, hanya ada tiga peserta pemilihan umum, yaitu PDI, PPP, dan Golkar. Pemilihan Umum masa Orde Baru dimulai pada tahun 1971, namun pemilihan umum yang diikuti hanya tiga OPP dimulai sejak tahun 1977. Sejak saat inilah perjalanan politik PDI dimulai. PDI yang sejak awal selalu dihantui oleh konflik internal para anggotanya, mencoba untuk terus bertahan dalam pemerintahan Orde Baru. Pada awalnya pengaruh PDI sangat kecil. Perlahan-lahan PDI mulai mengalami kemajuan, walaupun konflik internal sebenarnya masih menyertai. PDI tidak pernah beranjak dari posisi ketiga sejak awal keikutsertaannya pada Pemilihan Umum 1977 hingga Pemilihan Umum 1997 yang merupakan pemilihan umum terakhir Orde Baru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konflik internal PDI yang tidak pernah bisa dihilangkan, pada akhirnya membuat PDI mengalami kemunduran di akhir pelaksanaan pemilihan umum Orde Baru. PDI memang sempat mengalami kejayaan dan menjadikan mereka pilihan alternatif bagi masyarakat. PDI juga berhasil melakukan terobosan baru yang inovatif dan menjadi salah satu partai yang menjanjikan, namun semuanya harus berakhir ketika pada akhirnya terjadi perpecahan dalam tubuh partai dan membaginya menjadi dua kubu yang berlawanan. Kehancuran PDI pun tidak dapat terelakkan.
Democratic Party of Indonesia was a result party of restructuring by New Order Government in 1973. The previous political party, was simplified into two group by President Soeharto based on their ideology. They were PDI and PPP. PDI was form by parties who had national-democracy and non-islamic ideology, meanwhile PPP combination of political party with Islamic ideology. For approximately 30 years of President Soeharto, there were only three participants of elections, namely PDI, PPP, and Golkar. Elections of New Order began in 1971, but elections only followed by three participant (OPP) since 1977. Since this moment the jouney of PDI started. From the beginning PDI always haunted by member internal conflict, trying to survived in New Order administration. At first the influence of PDI was small. PDI gradually experienced a progress, although internal conflict still accompanied. PDI never go from third position since their participation at election 1977 through election 1997 was a last election New Order. This research showed that internal conflict in PDI never be eliminated, at last PDI declined at the end of New Order's election. PDI was experienced of glory and make them a viable alternative for the community. PDI had a breakthrough innovative and become the one of party that promised, but all having come to an end when the body of party split at last and divided between two opposite side. The destruction of PDI could not inevitable.
Kata Kunci : Pemilihan Umum, PDI, PPP, Golkar, Orde Baru, Presiden Soeharto