Rasionalitas Petani Nanas dan Keberlanjutan Komoditas Nanas di Lahan Gambut Mundam, Kota Dumai, Provinsi Riau
ARDANA KUSUMAWANTO, Dr. Bambang Hudayana, M.A.
2019 | Tesis | MAGISTER ANTROPOLOGITulisan ini membahas terkait lahan gambut yang memiliki keunikan dalam sifat dan fungsinya telah dialih-fungsikan menjadi agroekosistem. Peran ini tidak saja diambil oleh perusahaan-perusahaan besar, namun juga petani kecil di Mundam. Di lokasi Penelitian Kota Dumai, Provinsi Riau, Nanas adalah salah satu komoditas yang ditanam oleh Petani di lahan gambut. Petani kecil memiliki rasionalitas dalam pemilihan komoditas ini dikarenakan tiga aspek yaitu secara ekologis, ekonomi dan keberadaan lahan. Untuk mempertahakan komoditas ini para petani membentuk kelompok lahan masyarakat sebagai penjaga keberadaan lahan terluas dan produksi terbesar Nanas, yang kedua untuk lahan pinjam sebagai lahan kedua terbesar mereka menggunakan hubungan personal kepada Ketua RT untuk menjadikan lahan garapan dan penggantian yang layak. Yang terakhir mereka membentuk sistem agen-langgan sebagai penyerapan produksi terbesar Nanas di Mundam. Unsur-unsur dalam rantai produksi nanas ini menjadi kunci dalam keberlanjutan Nanas di Mundam, membuat ketika salah satu unsur hilang membuat tren Nanas akan tenggelam bahkan tergantikan.
This paper discusses that peatlands which are unique in their nature and function have been converted into agroecosystems. This role is not only taken by large companies, but also peasants in Mundam. At the Dumai City Research site, Riau Province, Pineapple is one of the commodities grown by farmers on peatlands. Small farmers have rationality in the selection of these commodities due to three aspects namely ecological, economic and land existence. To maintain this commodity, peasants form lahan masyarakat community as guardians of the largest pineapple production land, the second for borrowed land as the second largest land, they use a personal relationship to the Head of RT to make land arable and suitable replacement. Finally, they formed an agen-langgan system as the largest absorption of pineapple production in Mundam. The elements in the pineapple production chain are key to the sustainability of Pineapple in Mundam, when one element is lost makes the Pineapple trend sink and even be replaced.
Kata Kunci : Lahan gambut, Agroekosistem, Petani kecil, Nanas, Rasionalitas, Lahan, Agen-langgan