FAKTOR DEMOGRAFI DAN DUKUNGAN SOSIAL CAREGIVER KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA DI PUSKESMAS KABUPATEN BLORA
NURFITRI SAKINA, Dr. dr. Carla R Marchira, SpKJ (K)
2019 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKATLatar Belakang : Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang menyebabkan kecacatan kronis jangka panjang pada lebih dari separuh orang yang menderita skizofrenia. Prevalensi gangguan jiwa/psikosis di Indonesia (6,7 permil) dan di Jawa Tengah (8,7permil). Berdasarkan Data Puskesmas yang terlapor di Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, jumlah skizofrenia di Kabupaten Blora tahun 2018 sebanyak 518 kasus dari 1307 orang yang mengalami gangguan jiwa. Hal tersebut masih menjadi masalah kesehatan di Kabupaten Blora. Skizofrenia dapat diobati, perawatan dengan obat-obatan, kepatuhan minum obat dan dukungan psikososial khususnya dukungan keluarga berperan efektif. Faktor lainnya yang mempengaruhi kepatuhan yaitu karakteristik sosio-demografis. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara faktor demografi dengan dukungan sosial caregiver keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia. Metode : Penelitian analitik observasional dengan desain studi cross sectional, dilakukan pada bulan September-Oktober 2019 di 16 Puskesmas Kabupaten Blora. Subjek penelitian adalah pasien skizofrenia dan caregiver keluarga pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan sampel secara simple random sampling, sejumlah 154 subjek pasien dan 154 subjek caregiver keluarga. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner demografi (untuk pasien dan family caregiver), SSQ dan MARS (untuk pasien). Analisis bivariat menggunakan uji chi square dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil : Analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status pernikahan pasien (p=0,004), dukungan sosial caregiver keluarga (p=0,002), dukungan emosional (p=0,045), dukungan instrumental (p=0,002), dukungan informasi (p=0,001), kepuasan dukungan sosial caregiver keluarga (p=0,004), kepuasan dukungan emosional (p=0,008), dan kepuasan dukungan informasi (p=0,002) dengan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di puskesmas Kabupaten Blora. Analisis Multivariat menunjukkan variabel yang paling dominan berkontribusi terhadap kepatuhan minum obat pasien skizofrenia adalah status pernikahan pasien (p=0,006) dan jumlah dukungan informasi (p=0,001) dengan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di puskesmas Kabupaten Blora. Kesimpulan : Variabel yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di Puskesmas Kabupaten Blora adalah jumlah dukungan informasi. Diharapkan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Blora dapat membuat program yang efektif dan efisien dan petugas jiwa maupun petugas kesehatan di puskesmas Kabupaten Blora dapat meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa khususnya terkait keterlibatan keluarga maupun masyarakat untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien skizofrenia.
Background: Schizophrenia is a severe mental disorder that causes long-term chronic disability in more than half of people who suffer from schizophrenia. Prevalence of mental disorders/psychosis in Indonesia (6.7permil) and in Central Java (8.7permil). Based on public health center data reported in the Blora District Health Office, the number of schizophrenia in Blora District in 2018 was 518 cases out of 1307 people experiencing mental disorders. This is still a health problem in Blora Regency. Schizophrenia can be treated with drugs. Medication adherence and psychosocial support especially family support play an effective role. Another factor affecting compliance is socio-demographic characteristics. This study aimed to determine the relationship between demographic factors and family caregiver social support with medication adherence in schizophrenia patients. Methods: This study was an observational analytic research with cross-sectional design, conducted in September-October 2019 in 16 public health centers in Blora District. Subjects were schizophrenic patients and family caregivers of patients who met the inclusion and exclusion criteria. Simple random sampling technique was used with a total of 154 patients and 154 family caregivers. Data were collected using a demographic questionnaire (for patients and family caregivers), SSQ and MARS (for patients). Bivariate analysis was done using chi-square test and multivariate analysis was done using logistic regression test. Results: Bivariate analysis showed that there was a relationship between marital status of patients (p=0.004), family caregiver social support (p=0.002), emotional support (p=0.045), instrumental support (p=0.002), information support (p=0.001), family caregiver social support satisfaction (p=0.008), emotional support satisfaction (p=0.004), and satisfaction of information support (p=0.002) with medication adherence for schizophrenia patients in public health centers in Blora. Multivariate analysis showed that the most dominant variables contributing to medication adherence for schizophrenia patients in Blora District Health Center were the marital status of the patient (p = 0.006) and information support (p =0.001). Conclusion: The most influential variable on medication adherence in schizophrenia patients in public health centers in Blora was information support. Blora District Health Office can make effective and efficient programs and mental workers and health workers at public health centers. They can improve mental health services, especially related to the involvement of families and communities to improve treatment compliance with schizophrenia patients.
Kata Kunci : Kepatuhan minum obat, faktor demografi, dukungan sosial caregiver keluarga, skizofrenia, medication adherence, demographic factors, family caregiver social support, schizophrenia