Laporkan Masalah

PENOLAKAN MASYARAKAT TERHADAP INOVASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERKOTAAN STUDI KASUS TENTANG PENOLAKAN MASYARAKAT KELURAHAN JODIPAN KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG TERHADAP PENERAPAN MODULAR SEWERAGE SYSTEM (MSS) DAN INSTALASI PENGOLAH AIR LIMBAH (IPAL)

Mochamad Toriq, Ir. Achmad Djunaedi, MUP, Ph.D

2002 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan Daerah

Penurunan kualitas (degrudussi) lingkungan diperkotaan sebagai akibat negatif dari ketidakseimbangan kebutuhan dan persedian ruang di perkotaan memerlukan berbagai alternatif penanganannya yang salah satunya adalah berupa inovasi dalam pengelolaan lingkungan. Salah satu model inovasi itu adalah perbaikan sanitasi lingkungan melalui Modulur Sewerup System (MSS) dan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL). Dengan inovasi ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas lingkungan yang telah terdegradasi . Tetapi sebuah inovasi tidak selamanya dapat diadopsi oleh masyarakat, sebagaimana yang terjadi di Kelurahan Jodipan Kecamatan Blimbing Kota Malang. Di wilayah ini upaya inovasi perbaikan lingkungan mengalami kegagalan karena terjacll penolakan dari masyarakat setempat. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan proses perencanaan dan sosialisasi yang dilakukan dalam penerapan MSS dan PAL di lokasi diatas, serta berupaya menemukenali sebab-sebab yang ,mempengaruhi penolakan masyarakat terhadap penerapan MSS dan PAL. Dalam upaya menggali informasi secara mendalam, sehingga tujuan penelitian dapat tercapai maka penelitian dilakukan secara Grounded Reseurck dengan metode penelitian induktif kualitatif, dengan mempergunakan teknik analisis data model interuktzf dari Miles dan Huberman. Dengan metode ini diharapkan dapat diperoleh kasimpwlan tentang makna dari penolakan inovasi pengelolaan lingkungan perkotaan dengan MSS dan IPAL, yang bersifat substantif Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dapat di kemukakan bahwa proses perencanaan dalam penerapan MSS dsan IPAL dilakukan dengan Social Enginering Model, dimana hasil perencanaan berwuj ud sebuah cetak biru yang berupa konsep yang berupaya begitu saja meriibah kondisi dan perilaku masyarakat. Selanjutnya dalam tataran proses sosialisasi cenderung dilakukan secara strukturul formal, dengan memanfaatkan opinion leuder yang ternyata tidak representatif, sehingga dalani tingkatan tcrtcntu pcsan yans disampaikan tidak dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Disamping itu penolakan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat ini, ternyata merupakan sebuah ekspresi dari amhisi prihudi dengan latar belakang ekonomi dan aktualisasi diri, yang selanjutnya dapat inembangun opini negatif dari masyarakat berupa kekuatiran atau ketidakpercayaan terhadap kualitas desain teknis dan adanya penyimpangan dalam manajemen pengelolaan proyek yang berujung pada penolakan.

The degradation of urban environment as a side effect of an unbalanced supply and demand of space in the city required many alternative treatments, one of which is the innovation of the environmental management. The innovation model is the reparation of environmental sanitation through MSS and IPAL. By it, it is hopes that the environmental degradation could be repaired. But an innovation could not be always adopted by a society as happened in Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Malang City. Here, the efforts to innovate the environmental reparation failed because of the local society refusal. Therefore, this research aime at the description and explanation of the process of planning and socialization of MSS and PAL implementation and the identification of factors influencing the society’s refusal on it. In trying to investigate the information in details to achieve the goals, this study is a Grounded Research with the inductive-qualitative method, through the interactive model, and the technical of data analysis from Miles and Huberman. By this method, we hope that the conclusion from the meaning of the substantively urban environmental refusal toward MSS and PAL could be gained. Based on the results, it could be stated that the planning process of MSS and PAL implementation performed with the Social engineering Model, leading to a blue-print, namely, a concept trying to change the condition and behavior of society. Then, in the socialization process level, the performance tended to be formal-structural, by using Ieader opinion that was not representative. The conveyed messages could not be well-accepted by society in the specified level. Besides, the refusal performed by few society was actually an expression porn the private ambition toward the economical background and self-actualization, then they could develop the negative opinion from society i.e. an anxiety or unbelief on the quality of technical design and the availability of deviation in the project management which ended in it.

Kata Kunci : Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL), Modulur Sewerup System (MSS), Penolakan Masyarakat

  1. S2-2002-MPKD-MochamadTORIQ-Abstract.pdf  
  2. S2-2002-MPKD-MochamadTORIQ-Bibliography.pdf  
  3. S2-2002-MPKD-MochamadTORIQ-Tableofcontent.pdf  
  4. S2-2002-MPKD-MochamadTORIQ-Title.pdf