Laporkan Masalah

Penerapan Perhitungan Risiko Operasional Dengan Pendekatan Standar (Standardised Measurement Approach) (Studi Bank Umum Buku 3 dan 4 di Indonesia)

PERDANANING TYAS BK, Eddy Junarsin, Ph.D.,CFP,

2019 | Tesis | MAGISTER MANAJEMEN (KAMPUS JAKARTA)

Basel II mensyaratkan perhitungan beban minumum untuk risiko operasional, yang bisa dilakukan dengan metode Basic Indicator Approach (BIA), Standardised Approach (SA) dan Advanced Measurement Approach (AMA). Seiring implementasi Basel III juga kebutuhan untuk meningkatkan keandalan maupun sensitivitas pengukuran, maka Basel Committee on Banking Supervision (BCBS) menerbitkan consultative document untuk merevisi berbagai kelemahan pada metode terdahulu dan menggantikan dengan Standardised Measurement Approach (SMA). Tujuan pada penelitian ini adalah mengukur besar Aktiva Tertimbang Menurut Risiko untuk risiko operasional menggunakan metode SMA sehingga dapat digunakan untuk memperkirakan besar KPMM berdasarkan ATMR tersebut dan mengetahui implikasinya terhadap kesempatan bank untuk meningkatkan aktivitas bisnisnya dalam rangka peningkatan laba. Penelitian ini merupakan studi kasus pada industri perbankan di Indonesia dengan obyek penelitian bank buku 3 dan 4 selama periode tahun 2016 hingga 2018. Hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa ATMR risiko operasional menggunakan metode SMA mengalami penurunan dibandingkan dengan metode Pendekatan Indikator Dasar (PID). Implikasi dari penurunan ATMR tersebut adalah peningkatan KPMM bank sehingga memberikan insentif bagi bank untuk meningkatkan aktivitas bisnisnya untuk menghasilkan laba yang lebih optimal.

Basel II requires the calculation of capital requirement for operational risk, which can be measured using the Basic Indicator Approach (BIA), Standardized Approach (SA) and Advanced Measurement Approach (AMA) methods. As the implementation of Basel III also needs to improve the reliability and sensitivity of measurements, the Basel Committee on Banking Supervision (BCBS) issued a consultative document to revise weaknesses in the previous method and replace it with the Standardized Measurement Approach (SMA). The purpose of this research is to measure the risk weighted average for operational risk (RWA) in Standardised Measurement Approach so that it can be used to estimate the minimum capital requirement based on the RWA and find out its implications for the bank's opportunities to increase profits. This is a case study research in the banking industry in Indonesia with the object of research bank buku 3 and 4 during the period 2016 to 2018. The results of data analysis can be concluded that the RWA for operational risk in Standardised Measurement Approach has decreased compared to the Basic Indicator Approach (BIA). The implication of decreasing RWA is increasing regulatory capital requirement (KPMM) thus bank has incentives to increase their business activities to generate more profits.

Kata Kunci : pengukuran risiko operasional,operational risk measurement, Standardised Measurement Approach (SMA)

  1. S2-2019-417501-abstract.pdf  
  2. S2-2019-417501-bibliography.pdf  
  3. S2-2019-417501-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2019-417501-title.pdf