Laporkan Masalah

AKTIVITAS KONSERVASI OLEH MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN LAHAN BERKELANJUTAN DI HULU DAS MERAWU, KABUPATEN BANJARNEGARA

KRISTIN BANYU RISANG HOBO, Dr. Hatma Suryatmojo, S.Hut.,M.Si.; Dr Ir. Lies Rahayu WF., M.P.

2019 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Penggunaan lahan yang dominan di hulu DAS Merawu, Kabupaten Banjarnegara adalah agroforestry dan pertanian intensif. Pengelolaan dan konservasi lahan yang buruk dapat menyebabkan degradasi lahan dan memengaruhi fungsi daerah hulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk aktivitas konservasi oleh masyarakat, faktor yang mempengaruhi, dan strategi untuk mendukung penggunaan lahan dan fungsi hulu DAS secara berkelanjutan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi lapangan, dan Focus Group Discussion (FGD) di dua lokasi yang mewakili penggunaan lahan dominan di hulu DAS Merawu, yakni agroforestry di Desa Leksana, Kecamatan Karangkobar dan pertanian intensif di Desa Penanggungan, Kecamatan Wanayasa. Data dianalisis secara deskriptif dengan kategorisasi dan perumusan strategi dilakukan dengan analisis SWOT. Bentuk aktivitas konservasi yang dipraktikkan oleh masyarakat berbeda di kedua lokasi. Masyarakat di Desa Leksana mempraktikkan agroforestry yang dikombinasikan dengan terasering, penanaman menyabuk gunung/sejajar kontur, tumpangsari, pergiliran tanaman, rotasi lahan, dan pupuk organik untuk mempertahankan fungsi lahan. Masyarakat di Desa Penanggungan menganggap keberadaan pohon memberikan dampak negatif bagi tanaman pokok berupa kentang sehingga masyarakat tidak mempraktikkan agroforestry. Masyarakat di Desa Penanggungan masih mempraktikkan terasering, tumpang sari dan rotasi tanaman. Aktivitas konservasi masyarakat Desa Leksana dan Desa Penanggungan dipengaruhi oleh faktor internal berupa pengetahuan turun-temurun dan faktor eksternal berupa pelatihan dan penyuluhan, pengetahuan dari petani lain, dan jenis komoditas. Selain itu, aktivitas konservasi masyarakat Desa Penaggungan juga dipengaruhi oleh faktor lain berupa inisiatif petani, upaya meloloskan air dan kondisi lahan. Masyarakat Desa Leksana masih mempertimbangkan unsur konservasi dalam pengelolaan lahannya. Masyarakat di kedua desa perlu melakukan strategi yang berbeda untuk mendukung keberlanjutan penggunaan lahan dan fungsi hulu sebagai daerah resapan dan melindungi hilir. Masyarakat Desa Leksana perlu melakukan strategi progresif dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada. Sedangkan masyarakat Desa Penanggungan perlu melakukan ubah strategi untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kelemahan yang ada dari penerapan pertanian intensif.

Land use in the upstream Merawu watershed, Banjarnegara Regency are dominant with agroforestry and intensive agriculture. Poor land management and conservation can cause land degradation and affect the function of upstream areas. This study aims to determine the form of conservation activities by the community, influencing factors, and strategies to support sustainable land use and upstream watershed functions. Data collection was carried out by interview, field observation, and Focus Group Discussion (FGD) in two locations representing the dominant land use in the upstream Merawu watershed, namely agroforestry in Leksana Village, Karangkobar District and intensive farming in Penanggungan Village, Wanayasa District. Data were analyzed descriptively with categorization and strategy formulation carried out by SWOT analysis. The form of communities conservation activities differ in the two locations. Communities in Leksana Village practice agroforestry combined with terracing, planting parallel with contour, intercropping, crop rotation, land rotation, and organic fertilizer to maintain land use. Communities in Penanggungan Village consider the negative impact of trees presence for the main staple crops, potatoes, so that the community does not practice agroforestry. Communities in Leksana Village practic terracing, intercropping and crop rotation as their remaining conservation activities. The conservation activities on both communities are influenced by internal factors in the form of local knowledge and external factors in the form of trainings and education, knowledge from other farmers, the main commodity needs. The conservation activities in Penanggungan also influenced by farmers initiative, efforts to pass water and land condition. Leksana villagers are still considering conservation activities in their land management. Communities in the two villages need to adopt different strategies to support the sustainability of land use and upstream functions as catchment areas and protect downstream. Leksana villagers who practice agroforestry need to carry out progressive strategies using their strengths to take advantage of the opportunities that exist. While the Penanggungan Village community needs to change its strategy to be able to capture the opportunities that exist to improve the weaknesses from the intensive agriculture practice.

Kata Kunci : aktivitas konservasi, hulu DAS Merawu, keberlanjutan, agroforestry, pertanian intensif;conservation activities, upstream Merawu watershed, sustainability, agroforestry, intensive agriculture

  1. S1-2019-382889-Abstract.pdf  
  2. S1-2019-382889-Bibliography.pdf  
  3. S1-2019-382889-Tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-382889-Title.pdf