Laporkan Masalah

INTERAKSI KELOMPOK MASYARAKAT DESA PENYANGGA DENGAN TAMAN NASIONAL BALI BARAT

GALUH MULYATININGRUM, Dr. Ir. Lies Rahayu Wijayanti Faida, M.P.

2019 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Taman Nasional Bali Barat terletak berdampingan dengan enam desa penyangga yaitu Kelurahan Gilimanuk, Desa Sumberklampok, Pejarakan, Blimbingsari, Ekasari dan Melaya. Keberadaan masyarakat desa penyangga yang berdampingan dengan kawasan taman nasional menciptakan keterikatan dan ketergantungan akan sumber daya alam dari kawasan taman nasional. Masyarakat yang memiliki kepentingan sama dalam memanfaatkan kawasan taman nasional membentuk suatu komunitas yang disebut kelompok masyarakat. Keberadaan kelompok masyarakat desa penyangga yang bergerak di pelbagai bidang turut memengaruhi pengelolaan kawasan Taman Nasional Bali Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk interaksi serta mengidentifikasi proses interaksi yang terjadi antara kelompok masyarakat dengan kawasan Taman Nasional Bali Barat yang ditinjau secara yuridis formal dan non yuridis formal. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Observasi, wawancara dan dokumentasi dilakukan untuk menelaah bentuk interaksi masyarakat desa penyangga dengan kawasan Taman Nasional Bali Barat. Penentuan informan diambil dengan teknik purpossive sampling. Pada penelitian ini diketahui 16 kelompok masyarakat yang berinteraksi dengan kawasan Taman Nasional Bali Barat. Interaksi antara kelompok masyarakat dan Taman Nasional Bali Barat terbentuk karena kepentingan kedua pihak terhadap kawasan taman nasional dan saling memengaruhi satu sama lain. Kelompok masyarakat berkepentingan terhadap kawasan untuk memanfaatkan sumber daya alam sebagai sumber penghasilan sedangkan Taman Nasional Bali Barat berkepentingan dalam menjaga dan melestarikan sumber daya alam kawasan taman nasional. Interaksi yang terjadi memiliki proses asosiatif dan proses disosiatif. Apabila ditinjau secara yuridis formal, proses interaksi antara seluruh kelompok masyarakat dengan Taman Nasional Bali Barat terklasifikasi dalam proses disosiatif. Apabila ditinjau secara non yuridis formal, kelompok masyarakat yang terklasifikasi dalam proses interaksi asosiatif ialah Kelompok Nelayan Karang Sewu, Pokdarwis Segara Indah, Kelompok Nelayan Bunga Indah, Subak Abian, Kelompok Nelayan Banyumandi dan Kelompok Ekowisata. Sedangkan kelompok masyarakat yang terklasifikasi dalam proses interaksi disosiatif meliputi Pokmasta, Simantri Tepat Guna Air Hidup, Subak Pusaka Ulu dan Subak Pusaka Tirta Wahana Giri.

Bali Barat National Park is located next to six buffer villages which are Kelurahan Gilimanuk, Desa Sumberklampok, Pejarakan, Blimbingsari, Ekasari and Melaya. The existence of buffer village communities that adjacent to the national park area creates an attachment and dependence on natural resources from the national park area. Individuals who have the same interests in utilizing the national park area form a community called a community group. The existence of buffer village community groups that engaged in various fields also influence the management of the Bali Barat National Park area. This study aims to determine the form of interaction and identify the process of interaction that occurs between community groups and Bali Barat National Park area, reviewed by formal juridical and non-formal juridical. This research uses descriptive qualitative methods. Observations, interviews and documentation were conducted to examine the forms of interaction between the buffer village communities and Bali Bali National Park area. Sample is took by purposive sampling technique. In this research, there are 16 community groups interact with Bali Barat National Park. Interaction between community group and Bali Barat National Park is formed by the interest of both party and influencing each other. Community group have interest of the area to utilizing natural resources as income source, while Bali Barat National Park has interest in keeping and preserving the natural resources of National Park area. The interaction that occurs has asosiative and dissosiative processes. Reviewed by formal juridical, the interraction between all of community groups and the Bali Barat National Park area classified as dissosiative process. Reviewed by non-formal juridical community groups which classified as asosiative interraction process are Kelompok Nelayan Karang Sewu, Pokdarwis Segara Indah, Kelompok Nelayan Bunga Indah, Subak Abian, Kelompok Nelayan Banyumandi and Kelompok Ekowisata. While community groups which have dissosiative interraction process are Pokmasta, Simantri Tepat Guna Air Hidup, Subak Pusaka Ulu and Subak Pusaka Tirta Wahana Giri.

Kata Kunci : Interaksi,Kepentingan,Kawasan,Taman Nasional Bali Barat;interraction, interest, Bali Barat National Park

  1. S1-2019-382872-Abstract.pdf  
  2. S1-2019-382872-Bibliography.pdf  
  3. S1-2019-382872-Tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-382872-Title.pdf