Studi Etnografi: Komunikasi Budaya Relasi Ingroup dan Pandangan Outgroup pada Masyarakat Samin di Desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati

WIWIK PERTIWI, Dr. Hermin Indah Wahyuni, M.Si.

2019 | Skripsi | S1 ILMU KOMUNIKASI

Komunikasi antar budaya sering berjalan tidak harmoni karena adanya perbedaan nilai dan latar belakang sosial dalam masyarakat. Khususnya pada budaya masyarakat adat yang cenderung memiliki kearifan tersendiri. Salah satunya kelompok masyarakat Samin di Kabupaten Pati. Beranjak dari asumsi bahwa adat dianggap sebagai sesuatu yang kuno, ketinggalan zaman dan sudah tidak relevan dengan budaya modern, akhirnya mendorong peneliti Indonesia memprediksi isu masyarakat adat akan kembali bangkit di era Indonesia kontemporer. Masyarakat Samin sebagai kelompok adat minoritas memiliki perbedaan dalam merepresentasikan aktivitas komunikasi kepada kelompoknya (Sedulur Sikep), dan orang lain dari kelompok non-Samin. Mengekplorasi perbedaan komunikasi dalam konteks budaya penting dilakukan untuk memahami dinamika ingroup dan outgroup. Metode etnografi komunikasi digunakan dalam penelitian ini untuk mengkaji dua konsep utama, yaitu komunikasi budaya relasi ingroup dan pandangan outgroup pada masyarakat Samin melalui observasi partisipatif (partisipant observation), dipadukan dengan wawancara mendalam (depth interview). Dari sini dapat dipahami bahwa masyarakat Samin cenderung lebih nyaman untuk berkomunikasi dengan kelompok mereka sendiri, karena dalam interaksi ini mereka akan lebih mudah mengelola diri, diantaranya mampu menampilkan kepercayaan diri saat merespon lawan bicara, mengelola kecemasan dengan baik, mengekspresikan keluwesan komunikasi verbal maupun non verbal, dan sebagainya. Sebaliknya, mereka cenderung menunjukkan sikap yang berbeda jika berkomunikasi dengan orang lain dari kelompok non Samin. Masyarakat Samin memandang masyarakat umum tidak sesuai dengan kelompoknya. Sebaliknya, muncul stereotip dari masyarakat umum, bahwa kelompok masyarakat Samin memiliki sikap yang kolot. Sehingga, lebih lanjut penelitian ini membahas dinamika komunikasi pada kelompok masyarakat Samin.

Intercultural communication often goes unharmoniously due to differences in social values and background in society. Especially in indigenous cultures that tend to have their own wisdom. One of them is Samin community in Pati District. Moving on from the assumption that Adat is regarded as something outdated, outdated and not relevant to the modern culture, finally encouraged Indonesian researchers to predict the issue of indigenous peoples will again rise up in contemporary Indonesian era. Samin society (Sedulur Sikep) as a minority Indigenous group has a difference in representing communication activities to the group, and others from non-Samin groups. Exploring communication differences in important cultural contexts is done in understanding the dynamics of ingroup and outgroup. The communication ethnography method is used in this study to examine two main concepts: the communication of cultural ingroup relationships and outgroup views on the Samin community through participatory observation, combined with a depth interview. From here it is understandable that the Samin community tends to be more comfortable communicating with their own groups, because in this interaction they will be easier to manage themselves, among them are able to display the confidence when responding to other person, managing anxiety well, expressing flexibility of verbal and non verbal communication, and so on. Instead, they tend to show different attitudes when communicating with others from non-Samin groups. Samin society sees public not in accordance with its group. Instead, it appears stereotypical from the general public, that Samin community has a colot attitude. Further, this study discusses the dynamics of communication in the Samin community.

Kata Kunci : etnografi komunikasi, komunikasi budaya, komunikasi ingroup-outgroup