PERANCANGAN ULANG TEBAL PERKERASAN KAKU JALAN TOL DI JAWA BARAT
DIMAS FAUZI N, Prof. Ir. Suryo Hapsoro Tri Utomo, Ph.D.
2019 | Skripsi | S1 TEKNIK SIPILPembangunan jalan adalah salah satu agenda pembangunan infrastruktur dalam pemerintahan saat ini. Salah satunya ialah pembangungan Jalan Tol Trans Jawa. Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa ini bertujuan untuk mengurangi waktu tempuh dan juga dalam upaya peningkatan perekonomian. Saat ini jalan tol tersebut masih dalam tahap konstruksi namun terdapat seksi pada jalan tol tersebut yang telah digunakan pada tahun 2019. Penelitian yang dilakukan bermaksud untuk mendesain ulang dan membandingkan hasil tebal perkerasan kaku tersebut dengan tebal perkerasan kaku yang ditetapkan dalam DED yang digunakan pada pembangunan jalan tol ini. Perancangan tebal perkerasan kaku pada penelitian ini akan menggunakan dua metode, yaitu metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 dan metode Austroads 2004. Perhitungan dimulai dengan menghitung nilai jumlah sumbu kendaraan niaga maupun design traffic selama umur rencana, kemudian penentuan tebal pelat beton, dan akhirnya dilakukan analisis fatik dan erosi. Berdasarkan hasil perhitungan tebal perkerasan kaku yang didapatkan dari kedua metode tersebut terdapat hasil yang berbeda. Berdasarkan metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 diperoleh tebal perkerasan kaku sebesar 31,0 cm, sedangkan berdasarkan metode Austroads 2004 diperoleh tebal perkerasan sebesar 29,0 cm. Terdapat selisih sebesar 2 cm atau 6,9% dari metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 terhadap metode Austroads 2004. Hal ini terjadi akibat adanya perbedaan penetapan besaran parameter pada kedua metode tersebut. Desain tebal perkerasan kaku jalan tol ini yang ditetapkan dalam DED setebal 30,0 cm. Nilai tersebut didapatkan dengan perencanaan perkerasan kaku menggunakan metode AASHTO 1993. Nilai tersebut memenuhi hasil analisis dengan menggunakan metode Austroads 2004 namun tidak memenuhi hasil analisis dengan menggunakan metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2017.
Road construction is one of the infrastructure development agendas in the current administration. One of them is the Trans Java Toll Road construction. The construction of the Trans Java Toll Road aims to reduce travel time and to stimulate the economy. Currently this toll road is still under construction but there is a section on this toll road which has been used in 2019. The research conducted intends to redesign and compare the results of the thickness of rigid pavement to the thickness of the rigid pavement specified in the DED used in the construction of this toll road. Design of rigid pavement thickness will use two method, namely the Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 method and Austroads 2004 method. Calculation start from calculation of design traffic during design life, concrete thickness determination, and then fatigue and erosion analysis. There are different results based on the calculation of rigid pavement thickness obtained from the two methods. Based on the Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 method, the rigid pavement thickness is 31.0 cm. Whereas, based on the Austroads 2004 method the rigid pavement thickness is 29.0 cm. There is 2 cm or 6.9% difference between the Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 method and Austroads 2004 method. It happens due to different calculating parameters between the two methods. The design of the rigid pavement thickness in DED is 30.0 cm. This value was obtained by planning a rigid pavement using the AASHTO 1993 method. The value fulfills the results of the analysis using the Austroads 2004 method but does not meet the results of the analysis using the Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 method.
Kata Kunci : Perkerasan kaku, Manual Desain Perkerasan Jalan 2017, Austroads 2004