Laporkan Masalah

PERAN MODAL SOSIAL DALAM GERAKAN FILANTROPI (Studi mengenai Gerakan Ketimbang Ngemis Yogyakarta))

MELINA KARTIKA SARI , Drs. Purwanto, SU, M.Phil

2019 | Skripsi | S1 SOSIOLOGI

Gerakan Ketimbang Ngemis Yogyakarta mengapresiasi kaum lansia, kaum difabel, dan anak-anak usia tidak produktif yang mau berusaha ataupun bekerja daripada mengemis. Mereka yang menjadi sasaran ini dijuluki sebagai Sosok Mulia (Solia). Gerakan ini berbeda dari gerakan sosial lain karena menggunakan instagram sebagai media untuk mengapresiasi dan saling berbagi informasi mengenai Solia. Gerakan Ketimbang Ngemis Yogyakarta menjadi satu-satunya gerakan yang mendukung keberlanjutan kemandirian kebutuhan hidup Solia khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dukungan yang diberikan berupa promosi usaha dan penyaluran donasi. Gerakan ini tidak memandang suku, ras, maupun agama dalam menjalakan program, perekrutan anggota, serta dalam merespon Solia. Teori yang digunakan untuk mengkaji penelitian ini adalah modal sosial dari Robert Putnam. Inti dari modal sosial menurut Putnam adalah norma, kepercayaan dan jaringan yang mendorong individu dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara dengan data pendukung berupa dokumentasi foto. Setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan reduksi data dan analisis yang kemudian dapat ditarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa setiap aspek modal sosial yaitu norma, kepercayaan, dan jaringan memiliki peran serta fungsinya masing-masing antar aktor dalam Gerakan Ketimbang Ngemis Yogyakarta. Pada gerakan ini ada norma sebagai aspek terkuat yang ingin ditanamkan pada masyarakat untuk mengapresiasi kaum lansia dengan usahanya dan memilih untuk tidak mengemis. Adanya norma, kepercayaan dan jaringan pada Gerakan Ketimbang Ngemis Yogyakarta telah berkontribusi pada produktivitas solia. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari pemanfataan media sosial instagram yang mendukung luasnya informasi dan jaringan sosial Gerakan Ketimbang Ngemis Yogyakarta. Tipe modal sosial yang ada pada Gerakan Ketimbang Ngemis Yogyakarta ada pada kategori Linking Social Capital.

Ketimbang Ngemis Yogyakarta is a movement that appreciates the elderly, the disabled, and children of unproductive age who want to work rather than begging. The subject in this study is called Sosok Mulia (Solia). This movement is different because it uses Instagram as a medium to appreciate and share information about Solia. is the only movement that supports independence in fulfilling Solia's life needs, especially in Special Region of Yogyakarta. The support provided by this movement is to promote their business and donate. This movement ignores ethnicity, race or religion when implementing programs, recruiting members and responding to Solia. The theory used in this research is social capital from Robert Putnam. Social capital according to Putnam is the norm, trust and network that drives individuals in groups, to achieve common goals. The method used in this research is descriptive analysis research. Data collection techniques using observation and interviews. Supporting data in this study is photo documentation. Data reduction and analysis are applied to draw conclusions. The results of this study are that every aspect (norms, trust, and networking) of social capital has its own role and function in the relations of the actors in a Ketimbang Ngemis Yogyakarta movement. In this movement the norm is the strongest aspect. Norms, beliefs and networks in this movement have contributed to the productivity of Solia. Instagram has the effect of expanding information and networking on this movement. The type of social capital in this movement is in the Linking Social Capital category.

Kata Kunci : Gerakan, Modal Sosial, Solia

  1. S1-2019-328844-abstract.pdf  
  2. S1-2019-328844-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-328844-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-328844-title.pdf