Perlawanan Nirkekerasan oleh Perempuan dan Transformasi Konflik di Liberia: Women of Liberia Mass Action for Peace 2003-2005

Grace Lolona Hutapea, Dr. Diah Kusumaningrum, S.IP., M.A.

2019 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Di tahun 2003, sekelompok perempuan Liberia yang menamai gerakan mereka Women of Liberia Mass Action for Peace (WLMAP) berhasil mengakhiri Perang Sipil Liberia yang telah berlangsung selama empat belas tahun dengan melakukan perlawanan nirkekerasan. Tulisan ini menjelaskan mengapa perlawanan nirkekerasan oleh WLMAP mampu mentransformasi konflik di Liberia sehingga mencapai perdamaian. Perlawanan nirkekerasan sebagai metode berkonflik dalam konflik asimetris mampu menciptakan power-shift yang menyeimbangkan relasi kuasa antaraktor yang berkonflik dengan memberdayakan kelompok marginal dan menarik sumber-sumber kekuasaan lawan (pillars of support). Namun, tidak cukup hanya membahasnya sebagai sebuah perlawanan saja. Dengan mengintegrasikannya ke dalam transformasi konflik, tulisan ini ingin menunjukkan bahwa perlawanan nirkekerasan bukan hanya metode berkonflik yang efektif untuk mengalahkan lawan, tetapi dapat mengerakkan konflik menuju perdamaian dan menciptakan perubahan sosial apabila dilakukan secara strategis dalam setiap tahapan konflik. Tulisan ini berargumen bahwa dalam konflik Liberia yang asimetris di mana akar konflik berasal dari relasi kuasa yang timpang WLMAP (1) melakukan strategi-strategi perlawanan nirkekerasan yang dibutuhkan dalam setiap tahapan konflik untuk menyeimbangkan relasi kuasa, (2) secara strategis menyasar sumber-sumber kekuasaan Taylor, serta (3) menggunakan peran mereka sebagai perempuan dan ibu untuk melegitimasi aksinya serta menarik pillars of support Taylor dengan efektif.

In 2003, a group of Liberian women who named themselves Women of Liberia Mass Action for Peace (WLMAP) successfully ended the civil war in Liberia that had been going for fourteen years through nonviolent resistance. This paper explains why nonviolent resistance by WLMAP was able to transform conflict in Liberia that led to peace. As a conflict-waging strategy, nonviolent resistance has the capacity to create power shift that will transform the imbalanced power relation between actors in conflict by empowering marginal group and withdrawing pillars of support of the opponent. However, it will be insufficient to analyze nonviolent resistance only as an effective conflict-waging strategy to defeat opponent. By using integrative model that combines nonviolent resistance strategies in conflict transformation, this paper aims to explain that nonviolent resistance can support constructive change towards just peace and create social change if its strategies are applied strategically at various stages of transformation of asymmetric conflict. This paper argues that in the asymmetrical conflict of Liberia where the root of conflict lies in structural power imbalance, WLMAP (1) employed the necessary nonviolent resistance strategies at various stages of transformation of asymmetric conflict to balance power relation, (2) strategically targeted sources of power of Taylor and (3) drew on the cultural power of their role as women and mothers to legitimize their actions as well to withdraw pillars of support of Taylor effectively.

Kata Kunci : perlawanan nirkekerasan, transformasi konflik, WLMAP, Liberia, perempuan