KONTRA-ORIENTALISME: KRITIK TERHADAP KONSTRUKSI IDENTITAS ARAB-ISLAM (Telaah Pemikiran Hassan Hanafi dan Relevansinya dalam Bingkai Kajian Poskolonial)

CHANIF AINUN NAIM, Dr. Muhamad Supraja, M.Si.

2019 | Skripsi | S1 SOSIOLOGI

Orientalisme Barat hadir ke Dunia Arab-Islam bersama dengan kolonialisme tidak semata-mata untuk mengkaji, mendefinisikan dan membentuk struktur tertentu. Para orientalis berusaha melakukan konstruksi identitas Bangsa Arab-Islam sesuai dengan visi mereka, mengatur, dan bahkan menciptakan Dunia Arab-Islam secara politis, sosiologis, militer, saintifik dan imajinatif. Dominasi total Barat terhadap Arab-Islam tersebut mengabikatkan kemunduran tajam peradaban Arab-Islam. Bahkan dampak yang dialami oleh Bangsa Abara-Islam tersebut tidak berhenti begitu saja dengan berakhirnya era kolonial. Di satu sisi, Bangsa Arab menjadikan Barat dengan segala kemajuan peradabannya sebagai model modernisasi. Di sisi lain, dominasi total tersebut juga turut memantik perlawanan kelompok lain. Kedua pola gerakan ini turut mewarnai proses kemerdekaan Bangsa Arab-Islam. Selanjutnya, upaya persatuan Arab selalu gagal terwujud akibat polarisasi dua kecenderungan tersebut. Kegagalan inilah yang memantik para intelektual Arab, dan pemikir Islam untuk menemukan alternatif bagi upaya kebangkitan Arab. Hassan Hanafi menjadi salah satu tokoh yang sangat banyak pengaruhnya, termasuk dalam upayanya merekonstruksi ajaran Islam. Melalui kajian analisis wacana, dengan pisau analisis teori poskolonialisme dan wacana kolonial, penulis menggali teks-teks dari karya Hassan Hanafi yang penulis pandang berkaitan dengan konstruksi identitas Bangsa Arab-Islam sebagai akibat dari warisan kolonial. Hasilnya, kolonialisme tahap lajut yaitu kolonialisme budaya yang oleh Hanafi disebut sebagai westernisasi menyebabkan kekaburan identits Arab. Berbagai gerakan kebangkitan Arab menurut Hanafi cenderung menjauh dari orisinalitas. Ketidakmampuan menemukan orisinaltas ini disebabkan bangsa arab masih menjadikan Barat sebagai referensi modernitas. Mereka mengkaji Barat, bahkan mengkritik Barat tapi menggunakan metode Barat. Selama bangsa Arab tidak meletakkan peradaban Arab sejajar dengan Peradaban Barat, selama itu pula Arab hanya akan menjadi pengikut Barat. Hanafi menyerukan pemikiran Islam kontekstual sebagai alternatif wacana dalam membangun peradaban Arab-Islam. Namun, islam kontekstual sebagai alternatif nampaknya menemukan hambatan. Terlebih dengan munculnya gerakan terorisme, yang justeru mencederai corak keislaman. Hal ini dapat dilihat pada situasi terkini di Dunia Arab paska The Arab Spring, bahwa tuntutan rakyat tidak lagi kepada upaya untuk menciptakan pemerintahan yang islami. Rakyat lebih menuntut jaminan kebebasan Hak Asasi Manusia, stabilitas ekonomi, pemerintahan yang demokratis dan kebebasan pers. Islamisme seakan lesu, digantikan oleh populisme islam yang memiliki corak negatif.

Western orientalism comes to the Arab-Islam World along with colonialism not only to investigate, certain defining, and shaping structure. The orientalist try to construction identity of the arab-islam with they vision, rule and also create the world of arab-islam with politic, sociological, military, and scientificand imaginative. The total western domince of Arab-Islam being sharp decline of the centure of arab-islam. Even the effects that were, experienced did not just stop with the end of the colonial era. In the side, the arab muslim take the west with they cultural advancements as a modernized model. In another side, that total dominance also sparked the resistance of other groups. These two patterns of movement helped to color the process of independence of the Arab-Islam Nation. Furthermore, the efforts of Arab unity always failed to materialize due to the polarization of these two trends. It was this failure that sparked Arab intellectuals and Islamic thinkers to find alternatives to the efforts of the Arab revival. Hassan Hanafi became one of the most influential figures in his efforts to re-construct Islamic thought. Through this study with discourse analysis, with the tools of analysis of postcolonialism and colonial discourse theory, the author explores the texts of Hassan Hanafi's work which the author considers related to the construction of the identity of the Arab-Islam as a result of colonial inheritance. As a result, the late colonialism or the cultural colonialism which Hanafi referred to as westernization caused obscurity of Arab identity.The various movements of the Arab revival according to Hanafi tend to move away from originality. This inability to find original is because the Arabs still make the West a reference to modernity. They studied the West, even criticized the West but used Western methods. As long as the Arabs did not put Arab civilization in line with Western Civilization, during that time, the Arabs would only become followers of the West, and forever the West would still dominate. Hanafi called for Islamic thought as an alternative discourse in building Arab-Islamic unity process. However, the efforts to make Islamic thought based on context as an alternative seem stuck. Especially with the emergence of a terrorist movement in the name of Islam, which actually hurt Islamic thought. The efforts of Islamic unity were overtaken by the disputes of each Islamic movement. This can be seen in the current situation in the Arab World after the Arab Spring, that the people's demands were no longer an attempt to create an Islamic government. The people demand more freedom and human rights, economic stability, democratic governance and freedom of the press. The Islamism seem slug, replaced by Islamic populism which has a negative stigma.

Kata Kunci : Postcolonialism, Hassan Hanafi, construction of identity, Arab Spring