STRATEGI GERAKAN SUPORTER PSS SLEMAN DALAM MEWUJUDKAN STADION SEBAGAI RUANG PUBLIK YANG RAMAH ANAK
ADE SHOFIAN ALI, Nurhadi, S.sos., M.si. Ph.D
2019 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi gerakan suporter PSS Sleman dalam mewujudkan stadion sebagai ruang publik yang ramah anak. Di Indonesia istilah suporter sering dikonotasikan dengan hal-hal negatif karena fanatisme dan loyalitas mereka yang sering berlebihan. Sedangkan para suporter ini berkumpul dan menjadi sebuah komunitas yang memiliki tujuan didalam ruang publik yaitu stadion. Stadion yang merupakan ruang publik seharusnya dapat dinikmati oleh semua kalangan baik gender maupun umur termasuk anak-anak. Konvensi Hak Anak dari UNICEF menyebutkan bahwa ada tiga hal yang harus dipenuhi untuk anak, yaitu hak untuk dilayani, dilindungi, dan hak berpartisipasi. Gerakan suporter PSS Sleman ini mencoba untuk menghilangkan stigma negatif dari masyarakat luas dan mengembalikan fungsi ruang publik agar dapat dinikmati oleh semua kalangan khususnya anak-anak yang sejatinya akan menjadi penerus bagi generasi yang akan datang. Pada penelitian ini, menggunakan konsep gerakan sosial dari Tarrow yaitu dimana dalam gerakan sosial harus memuat empat hal mendasar tentang tantangan kolektif, tujuan bersama, solidaritas, dan perlawanan. Sedangkan dalam kaitannya dengan ruang publik peneliti menggunakan konsep dari Herry Priyono yang dimana menjelaskan bahwa ruang publik sebagai aset, barang, jasa, ruang, dan tugas gugus infrastruktur yang kinerjanya menjadi penyanga watak sosial dalam suatu masyarakat sehingga berevolusi dari sekedar kerumunan menjadi sebuah komunitas dan dikaitkan dengan konvensi hak anak menurut PBB. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pemilihan informan menggunakan purposive sampling. Informan yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah anggota komunitas suporter PSS Sleman, UPT Stadion Maguwoharjo, dan penonton yang hadir di Stadion Maguwoharjo dengan jumlah 14 informan. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Kemudian teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses gerakan suporter dalam mewujudkan stadion yang ramah adan dilakukan dengan empat gerakan yaitu melalui sistem edukasi digital Sleman Football, gerakan partisipasi orang tua dalam From Father to Son, gerakan untuk memberikan aura, kesan, serta rasa aman dan nyaman dalam Stadion Is My Playground, dan gerakan agar anak berpartisipasi secara aktif melalui No Ticket No Game. Dari hasil penelitian terbukti bahwa dengan adanya gerakan ini mampu meningkatkan kesadaran suporter tentang bagaimana seharusnya ruang publik yang dalam hal ini stadion dapat dinikmati oleh semua kalangan termasuk anak-anak, meskipun juga masih ditemukan fakta bahwa gerakan ini masih sering terkendala oleh beberapa faktor yang ada didalamnya.
This research is purposed to examine how the strategic movement of PSS Sleman supporters to create their stadium as a friendly and safe public space for children. In Indonesia, supporters seem to be known as negative things due to its excessive fanatism and loyalty. At the same time, supporters gathered as a community with their purposes in a stadium, a public space. Stadium is one of a public spaces that should be enjoyed by everyone from society, regardless their gender or age, including children. Based on The United Nations Convention on the Rights of the Child (UNCRC) from UNICEF, there are three rights that should be obtained, rights to be served, to be protected, and to participate. PSS Sleman supporter movement was trying to remove its negative stigma from society and bring back the main function of public spaces that able to be enjoyed by everyone, especially children as the next generation of society. In this study, writer used social movement concept by Tarrow, which mentioned that social movement should contain four basic points about collective challenges; same goal, solidarity, and resistance. Meanwhile, related to public spaces, writer used concept from Herry Priyono, which explained that public spaces are assets, goods, services, spaces, and tasks of infrastructure clusters with function as social character maker among society, with the result that crowd shifting into community and related to UNCRC. Research methods chose by writer is qualitative research with descriptive approach. Informant selection technique is using purposive informant. Informant target from this research were community member of PSS Sleman supporters, Techincal Managing Unit (UPT) Maguwoharjo Stadium, and attendances in Maguwoharjo Stadium with the total of 14 informans. Datas collected were primary datas and secondary datas. Lastly, datas were collected through observation, interview, documentation, and literature studies. This research concluded that supporters social movement process in creating a stadium with friendly atmosphere will be done with four campaigns; digital-based education through Sleman Football, parents participation through, From Father to Son, movement to create a safe and comfortable climates through Stadium is My Playground, and a campaign to increase the participation of children through No Ticket No Game. This research also proved that these movements is succesfully increase supporters awareness about the main principle of public spaces, which should be able to be enjoyed by everyone in society, including children, although in fact, these movements was still met some obstacles from several factors.
Kata Kunci : GERAKAN SUPORTER, RUANG PUBLIK, HAK ANAK