Pertarungan Wacana Radikal di Indonesia (Studi Kasus: Pembubaran Ormas HTI di Indonesia Tahun 2017)
A NAUFAL AZIZI, Dr. R.B. Abdul Gaffar Karim, S.IP., M.A.
2019 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHANStudi ini akan menjelaskan bagaimana pertarungan wacana radikal mampu mempengaruhi pembubaran Ormas HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) di Indonesia tahun 2017. Setting waktu penelitian dibatasi pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo tahun 2014-2019 saja, di mana dalam periode ini organisasi HTI dinyatakan sebagai Ormas Islam radikal dan akhirnya dibubarkan oleh pemerintah. Secara spesifik penelitian ini akan menggali dua aspek politik, yaitu aktor dan kepentingan. Melalui aspek inilah, penelitian disusun untuk menjelaskan diskursus radikalisme dalam kerangka aktor dan kepentingan dalam wacana pembubaran HTI di Indonesia. Sebagai alat analisis, studi ini dibingkai dalam kerangka teoritik pertarungan wacana/diskursus. Penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif yang dirancang dengan model pendekatan deskriptif. Model pendekatan ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menjelaskan, maupun memvalidasi fenomena sosial yang menjadi objek penelitian. Pendekatan ini juga memungkinkan peneliti untuk menghasilkan deskripsi tentang fenomena sosial yang sedang diteliti. Jenis data yang digunakan merupakan data sekunder dengan studi library research. Teknik analisis dilakukan melalui analisis data dengan menggunakan teori dan konsep yang sudah ada untuk menjelaskan bagaimana aspek politik dalam pertarungan wacana radikal itu bekerja dapat mempengaruhi pembubaran HTI pada tahun 2017. Hasilnya, kasus pembubaran Ormas HTI yang dilakukan pemerintah adalah hasil dari pengaruh wacana dominan yang hegemonik dari hasil pertarungan wacana radikal dari aktor-aktor kepentingan di Indonesia. Proses perjalanan pembubaran HTI ini dapat dilihat melalui 3 aspek berikut: (1) pemerintah melakukan penafsiran terhadap makna radikal sebagai sebuah tindakan yang buruk; (2) aktor-aktor kepentingan melakukan perdebatan atas klaim HTI sebagai Ormas Islam radikal; dan (3) Pembubaran HTI melalui penetapan Perppu Ormas Nomor 2 Tahun 2017 menjadi wacana yang hegemonik dengan alasan stabilitas negara.
This study will explain how the battle of radical discourse can influence the dissolution of Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) in 2017. The research setting is limited to the administration of President Joko Widodo in 2014-2019, which during this period, the HTI mass organization was declared as an Islamic Organization Radical and finally dissolved by the governmet. Specifically, this research will explore two aspects of politics, such as actors and their interests. Through this aspect, the research is arranged to explain the discourse of radicaism within the framework of actors and interests in the discourse of dissolution of HTI in Indonesia. As an analysis tool, this study is framed in theoritical framework of discourse battle/discourse. The research method that used to analyze this case is qualitative with descriptive approach. This model aims to describe, explain, and validate social phenomena that are the object of research. This research also allows researchers to produce descriptions of social phenomena that are being studied. The type of data that used in this research is secondary with library research studies. Analysis technique is done through data analysis using existing theories and concepts to explain how the political aspects in the battle of radical discourse work can affect the dissolution of HTI in 2017. As a result, the case of the dissolution of HTI Mass Organization conducted by the government today, is the result of the influence of dominant hegemonic discourse from the battle of radical discourse by interests actors in Indonesia. Those affirmation can be seen from 3 aspects (1) the government interprets the meaning of radicals as a bad act (2) interests actors have a debate over HTI's claim to be a radical Islamic Mass Organization; and (3) Dissolution of HTI through the enactment of Perppu Ormas Number 2 of 2017 becomes a hegemonic discourse on the grounds of state stability.
Kata Kunci : Pertarungan Wacana, Radikal, Pembubaran Ormas HTI/Discourse Battle, Radicalism, Dissolution of HTI Mass Organization