Pesantren Feminisme Islam di Indonesia (Mengupas Praktik Dekonstruksi Tafsir Patriarki dalam Kurikulum Pesantren Kebon Jambu Cirebon)
Farahita Nandini, Dra. Ratnawati, SU
2019 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHANStudi ini menjelaskan bagaimana praktik dekonstruksi dalam pesantren Feminisme Islam Indonesia. Praktik tersebut dilakukan oleh Feminis Muslim yang diterapkan pada kurikulum pesantren sebagai upaya kaderisasi ulama perempuan di Pesantren Kebon Jambu Cirebon. Hal tersebut diakibatkan karena maraknya tafsir patriarki yang berkembang, khususnya dilingkungan pesantren sehingga menimbulkan ketidakadilan gender dengan melakukan pembenaran atas nama agama. Sehingga, Feminis Muslim yang berasal dari Organisasi Perempuan Cirebon melakukan pembongkaran tafsir yang kemudian diterapkan di kurikulum Pesantren pada santri putra dan putri Madrasah Aliyah dan Mahad Aly. Berangkat dari problematika kasus tersebut, maka penelitian ini fokus pada menganalisis dekonstruksi tafsir patriarki yang diterapkan dalam kurikulum Pesantren Kebon Jambu Cirebon. Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis kasus tersebut adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Untuk menelisik kasus lebih dalam lagi, maka penelitian ini menggunakan teori Dekonstruksi dari Mohammed Arkoun untuk membantu menganalisis dekonstruksi tafsir patriarki yang diterapkan dalam kurikulum pesantren. Kemudian, untuk mengetahui siapa aktor dan kepentingan dari dekonstruksi tersebut digunakan konsep Feminisme Islam dan Aliran Feminis Muslim di Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah praktik dekonstruksi tafsir patriarki dalam kurikulum pesantren dilakukan oleh Feminis Muslim Progresif Cirebon sebagai perwujudan nilai Feminisme Islam sehingga berpengaruh besar terhadap kaderisasi ulama perempuan di Pesantren Kebon Jambu Cirebon. Penegasan tersebut dapat dilihat dari 5 aspek (1) upaya dekonstruksi diinisiasi oleh Feminis Muslim Progresif yang berasal dari organisasi perempuan Cirebon, (2) menjadikan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) sebagai pintu masuk perwujudan kaderisasi ulama perempuan, (3) pengakuan identitas pemimpin pesantren sebagai Feminis Muslim serta kontribusinya terhadap perkembangan kurikulum pesantren dilandaskan pada nilai-nilai Feminisme Islam, (4) adanya pembongkaran tafsir patriarki melalui Qiraah Mubadalah, Kritik Sejarah, Tauhid dan Kesetaraan Gender karya aktor eksternal pesantren sebagai landasan pembelajaran (5) respon positif yang ditunjukkan santri dan mahasantri atas implikasi dekonstruksi yang diterapkan di pesantren.
This study explains how the practice of deconstruction in Islamic Boarding School in Indonesia. This practice was carried out by Muslim Feminists who apllied it to the boarding schools curriculum as an effort to regenerate female scholars in the Pesantren Kebon Jambu Cirebon. This is caused by the rise of patriarchal interpretations, especially in the environment of boarding school, then causing gender injustice by justifying in the name of religion. Thus, Muslim Feminists from Cirebon Womens Organization uncovered interpretations which were then applied in the Islamic Boarding Schools curriculum to male and female students of Madrasah Aliyah and Mahad Aly. Departing from the problematics of the case, this research focuses on analyzing the deconstruction of patriarchal interpretation which is applied in the Pesantren Kebon Jambu Curriculum in Cirebon. The research method that used to analyze this case is qualitative with a case study approach. To explore the case further, this study uses the theory of Deconstruction from Mohammed Arkoun to analyze the deconstruction patriarchal interpretations that applied in the pesantren curriculum. Then, to find out who is the actors and their interests of deconstrusction, used the concepts of Islamic Feminism and Muslim Feminists Sects in Indonesia. The results of this study are the practice of deconstruction of patriarchal interpretation in Pesantren curriculum carried out by Cirebon Progressive Muslim Feminists as a manifestation of Islamic Feminism value so that it has a great influence on the regeneration of female ulama in Pesantren Kebon Jambu Cirebon. Those affirmation can be seen from 5 aspects (1) deconstruction efforts initiated by Progressive Muslim Feminists from Cirebon Womens organizations, (2) making the Indonesian Womens Ulama Congress (KUPI) as an entry point for the realization of cadre formation of women ulama, (3) recognition of the identity of pesantren leaders as a Muslim Feminists and her contribution to the development of pesantren curriculum based on Islamic Feminism values, (4) deconstruction of patriarchal interpretations through Qiraah Mubadalah, Historical Criticism, Monotheism and Gender Equality by external pesantren actors as learning foundation, (5) positive responses that demonstrated by students and mahasantri on the implications of deconstructions that applied in boarding schools.
Kata Kunci : Dekonstruksi, Kurikulum Pesantren, Feminisme Islam, Feminis Muslim/Deconstruction, Pesantren Curriculum, Islamic Feminism, Muslim Feminists