Kajian Variabilitas Curah Hujan Terhadap Kejadian Banjir di Wilayah Bandung
Siti Fauziah Hilmi, Dr. Emilya Nurjani., S.Si. M.Si
2019 | Skripsi | S1 GEOGRAFI LINGKUNGANWilayah Bandung secara administrasi terdiri dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi. Kejadian banjir yang sering terjadi di wilayah Bandung dapat dipengaruhi oleh terjadinya curah hujan yang tinggi dan alih fungsi lahan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi variabilitas curah hujan yang terjadi di wilayah Bandung, dan mengindentifikasi hubungan antara variabilitas curah hujan terhadap kejadian banjir di wilayah Bandung. Metode pengumpulan data hujan dan data kejadian banjir diperoleh dari BMKG, BPBD, BPSDA, dan CHIRPS, sedangkan metode analisis data dilakukan dengan deskriptif kuantitatif. Koefisien variasi curah hujan bulanan di wilayah Bandung Nilai koefisien variasi curah hujan tinggi terjadi di stasiun Cicalengka sebesar 157,4% pada bulan Juli. Sementara itu, nilai koefisien variasi curah hujan yang terendah dijumpai pada stasiun Perkebunan Sedep yaitu sebesar 20% yang terjadi pada bulan Maret. Koefisien variasi musiman tinggi terjadi pada musim kemarau di Stasiun Cicalengka 131%, sedangkan koefisien variasi musiman rendah terjadi pada musim penghujan di Stasiun Sedep 27,7%. Hubungan spasial yang terdapat pada curah hujan dan kejadian banjir yaitu frekuensi kejadian banjir tertinggi terjadi pada tahun 2016 sebanyak 64 kejadian banjir. Secara temporal kejadian banjir selama 5 tahun (2013 � 2017) banyak terjadi pada musim transisi pertama yaitu bulan Maret, April, Mei.
The Bandung region administratively consists of Bandung City, Bandung Regency, West Bandung Regency, and Cimahi City. Flood events that often occur in the Bandung area can be influenced by the occurrence of high rainfall and land-use change. The purpose of this study is to identify the variability of rainfall that occurs in the Bandung region and identify the relationship between rainfall variability to flood events in the Bandung region. The method of collecting and collecting data on rainfall data as well as data on flood events was obtained from BMKG, BPBD, BPSDA, and CHIRPS data, while the method of data analysis is done with quantitative descriptive. The results of the analysis obtained are the coefficient of variation in monthly rainfall in the Bandung area. The coefficient value of high rainfall variation occurred at Cicalengka station by 157.4% in July. Meanwhile, the lowest coefficient of rainfall variation was found at the Sedep Plantation station, which was 20% that occurred in March. The coeffiicientof seasonal variation is high in the dry season at the Cicalengka Stition 131%, while the low coefficient of seasonal variation occursin the rainy season at the Sedep Station 27,7% Spatial relationships that exist in rainfall and flood events namely the highest frequency of flood events occurred in 2016 as many as 64 events of flood. Temporally flooding events over the past 5 years (2013 - 2017) mostly occurs in the first transition season, namely March, April, May
Kata Kunci : Variabilitas, Curah hujan, Banjir