Aplikasi Rapid Agricultural Supply Chain Risk Assessment (RapAgRisk) untuk Mitigasi Risiko dan Kerentanan Petani Organik dan Non Organik
Lintang Titis Wirasukmawati, Adi Djoko Guritno; Moh. Affan Fajar Falah
2019 | Skripsi | S1 TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANSayuran organik ataupun sayuran non organik memiliki karakteristik yang mudah rusak. Rantai pasok sayuran dari petani hingga ke tangan konsumen cukup panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko yang ada pada rantai pasok sayuran organik maupun non organik, mengukur risiko yang ada pada rantai pasok sayuran organik maupun non organik, mengetahui kapasitas mengelola risiko dan kerentanan petani sayuran organik dan non organik, dan melakukan mitigasi risiko sayuran organik dan non organik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan snowball sampling melalui indepth interview dengan pelaku rantai pasok sayuran. Lokasi penelitian berada di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Analisis risiko menggunakan Rapid Agriculture Supply Chain Risk Assessment (RapAgRisk). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rantai pasok sayuran terdiri dari 3 tier yaitu petani, pengepul, dan pedagang. Tier petani memiliki kerentanan terhadap risiko perubahan cuaca, bencana alam, dan hama penyakit tanaman. Tier pengepul memiliki kerentanan terhadap risiko perubahan permintaan, kejadian merugikan saat pengiriman, pengembalian sayuran, dan perubahan harga. Tier pedagang memiliki kerentanan terhadap risiko perubahan permintaan, kejadian merugikan saat pengiriman, pengembalian sayuran, dan kontrol kualitas yang dilakukan. Mitigasi risiko yang dilakukan oleh tier petani yaitu menggunakan atap pelindung, melakukan pengecekan pada tanaman secara rutin, dan melakukan penyemprotan pestisida. Mitigasi risiko yang dilakukan oleh tier pengepul yaitu membuat peramalan permintaan, sayuran dikemas dengan rapat, melakukan penyortiran sayuran, dan melakukan kesepakatan dalam penetapan harga. Mitigasi risiko yang dilakukan oleh tier pedagang yaitu yaitu membuat peramalan permintaan, sayuran dikemas dengan rapat, dan melakukan penyortiran sayuran.
Organic vegetables or non organic vegetables have a perishable characteristics. The supply chain of vegetables is quite long from farmers to consumers. This study aims to identify existing risks in the supply chain of organic and non organic vegetables, measure existing risks in the supply chain of organic and non organic vegetables, determine the capacity to manage risks and vulnerabilities of organic and non organic vegetable farmers, and mitigate the risks of organic and non organic from farmers to consumers. The method used in this study is purposive sampling and snowball sampling through in depth interview to the respondents throughout the vegetables supply chain. This study was done in Sleman Regency, Special Region of Yogyakarta and Magelang Regency, Central Java. Risk analysis method using the Rapid Agricultural Supply Chain Risk Assessment (RapAgRisk). The result showed that the vegetables supply chain consisted of 3 tiers, namely farmers, collectors, and traders. The farmers are vulnerable to risks of weather change, natural disaster, and pest and disease. The collectors are vulnerable to risks of demand change, delivery, return product, and price change. The traders are vulnerable to risks of demand change, delivery, return product, and quality control. Risk mitigation carried out by farmer tiers are using a protective roof, checking plants regularly, and spraying pesticides. Risk mitigation carried out by collector tiers is making demand forecasting, packing vegetables tightly, sorting vegetables, and making agreements in pricing. Risk mitigation carried out by trader tiers is making demand forecasting, packing vegetables tightly, and sorting vegetables.
Kata Kunci : Manajemen Risiko, RapAgRisk, Sayuran