PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROTEKSI LEMAK TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RANSUM SECARA IN VITRO
Amirul Mu'Minin, Prof. Dr. Ir. Budi Prasetyo Widyobroto, DESS., DEA., IPU., ASEAN Eng. ;Ir. Cuk Tri Noviandi, S.Pt., M.Anim.St., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.
2019 | Skripsi | S1 ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKANINTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi sodium hidroksida (NaOH) yang paling efektif sebagai proteksi lemak berdasarkan nilai kecernaan bahan kering (KcBK) dan bahan organik (KcBO) dalam rumen secara in vitro. Lemak yang digunakan adalah crude palm oil (CPO) dan metode proteksi lemak menggunakan larutan NaOH dan CaCl2. Imbangan antara CPO:NaOH:CaCl2 adalah 4:1:1; konsentrasi larutan CaCl2 0,25%, serta konsentrasi larutan NaOH yang bervariasi sebagai perlakuan yaitu: 0, 3, dan 5%, Sabun kalsium dibuat dengan memanaskan minyak dan dicampur dengan NaOH, kemudian dicampur dengan CaCl2 0,25% secara perlahan dengan pengadukan sehingga sabun yang dihasilkan berbentuk cream. Cream yang telah dihasilkan sebanyak 10% ditambahkan pada rumput pangola, kemudian dilakukan perhitungan kecernaan dengan metode in vitro 2-tahap. Variabel yang diamati pada inkubasi jam ke-48 dan 96 adalah KcBK, KcBO, dan angka yod. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis variansi dengan mengikuti rancangan acak lengkap pola searah. Apabila terdapat perbedaan antar perlakuan, maka diuji lanjut dengan Dunnet. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa NaOH 5% adalah yang paling optimal untuk proteksi lemak.
ABSTRACT This study aims were to determine the most effective concentration of sodium hydroxide (NaOH) as fat protection based on the in vitro digestibility values of dry matter (DMD) and organic matter (OMD) in the rumen. The fat used was crude palm oil (CPO) and the fat was protected using a solution of NaOH and CaCl2. The ratio among CPO: NaOH: CaCl2 was 4:1:1; concentration of CaCl2 solution was 0.25%, and the NaOH solution concentration that varies as treatments were: 0, 3, and 5%, Calcium soap was made by heating the oil and mixed with NaOH, then slowly mixed with 0.25% CaCl2 with stirring until resulted in a creamy form. The cream added to pangola grass as much as 10%, then the digestibility values were tested using a 2-stage in vitro method. Observed variables at the 48th and 96th hour of incubation were DMD, OMD, and yod value. Data were analyzed using analysis of variance by following a one-way completely randomized design. Dunnet test was apllyied when there were any differences among treatments. It can be concluded that 5% NaOH was the most optimal level for fat protection. Key words: Digestion, In vitro, Pangola grass, Crude palm oil, Fat protection, Sodium hydroxide
Kata Kunci : Kecernaan, In vitro, rumput Pangola, Crude palm oil, Proteksi lemak, Sodium hidroksida