KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT MALALO TIGO JURAI DALAM PENGELOLAAN HUTAN ADAT MALALO TIGO JURAI, DI KABUPATEN TANAH DATAR, PROVINSI SUMATERA BARAT
Alfireza Hasri, Bowo Dwi Siswoko, S.Hut., M.A.
2019 | Skripsi | S1 KEHUTANANPengelolaan sumberdaya hutan oleh masyarakat biasanya didasarkan pada kearifan lokal. Salah satunya adalah Masyarakat Adat Malalo Tigo Jurai yang merupakan salah satu masyarakat adat yang masih mempertahankan tradisi budaya leluhur terutama yang berkaitan dengan pengelolaan hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial budaya Masyarakat Adat Malalo Tigo Jurai, mengetahui bentuk kearifan lokal dan mengetahui peranan kearifan lokal tersebut dalam pengelolaan sumberdaya hutan. Penelitian ini dilakukan di Hutan Adat Malalo Tigo Jurai, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Data primer diperoleh dengan wawancara mendalam dan observasi partisipatif sedangkan data sekunder diperoleh dengan melakukan studi terhadap beberapa dokumen. Analisis data dilakukan dengan tahapan: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan Masyarakat Adat Malalo Tigo Jurai masih melestarikan budaya Minangkabau. Bentuk kearifan lokal Masyarakat Adat Malalo Tigo Jurai dalam pengelolaan sumberdaya hutan antara lain: masyarakat adat melakukan pembagian wilayah adat dan wilayah hutan sesuai dengan peruntukkannya, Masyarakat Adat Malalo Tigo Jurai sangat mematuhi aturan dan sanksi dari tetua adat atau Ninik Mamak dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan sehingga peran Ninik Mamak sangat penting dalam menjaga kelestarian Hutan Adat Malalo Tigo Jurai. Masyarakat Adat Malalo Tigo Jurai masih mempertahankan tradisi Mambukak Kapalo Banda sebagai bentuk syukur dan perhatian masyarakat atas tersedia dan terjaganya sumberdaya air. Salah satu peranan kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya hutan adalah dapat mencegah terjadinya pemanfaatan hutan yang berlebihan dan tidak bertanggung jawab oleh masyarakat adat.
Forest resources management by the community is usually based on the local wisdom. One of them is the Malalo Tigo Jurai Indigenous Peoples, which is one of the indigenous communities that still maintains ancestral cultural traditions, especially those related to forest management. This study aims to determine the socio-cultural conditions of the Malalo Tigo Jurai Indigenous Peoples, know the form of local wisdom and know the role of local wisdom in the forest resources management. This research was conducted in Malalo Tigo Jurai traditional forest, Tanah Datar Regency, West Sumatera Province. The method used in this research was case study method with the qualitative approach. Primary data were obtained by participant observation and in-depth interview, while secondary data were obtained from several documents studied. Data analysis was done by steps: data collection, data reduction, data display, and withdrawal of conclusions. The results showed that the Malalo Tigo Jurai Indigenous Peoples still preserve the Minangkabau culture. The form of local wisdom of the Malalo Tigo Jurai Indigenous in forest resources management included: the indigenous peoples divides indigenous territories and forest area in accordance with the regulation, the Indigenous Peoples of the Malalo Tigo Jurai adheres strongly to the rules and sanctions of the elders or Ninik Mamak in the management and utilization of forest resources, so the role of Ninik Mamak is very important in the preservation of the Malalo Tigo Jurai traditional forest. The indigenous people of Malalo Tigo Jurai still maintain the Mambukak Kapalo Banda tradition as a form of gratitude and public attention for the availability and preservation of water resources. One of the roles of local wisdom in forest resources management is to prevent excessive and irresponsible use of forest by indigenous peoples
Kata Kunci : kearifan lokal, pengelolaan, sumberdaya hutan, masyarakat;local wisdom, management, forest resources, community