Laporkan Masalah

KESTABILAN SKOR KONDISI TUBUH PADA KAMBING PERNAKAN ETAWAH YANG DIBERI SUPLEMEN WHEAT POLLARD SEJAK AKHIR KEBUNTINGAN HINGGA AWAL LAKTASI

Arina Hidayati, Ir. Yustina Yuni Suranindyah, MS., Ph.D.,IPM

2019 | Skripsi | S1 ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kestabilan skor kondisi tubuh kambing perah yang diberi tambahan wheat pollard sebagai sumber energi pada akhir kebuntingan sampai setelah partus serta mengukur konsumsi nutrien dari kambing Peranakan Etawah (PE). Penelitian berlokasi di Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Ruminansia, Taman Ternak Kaligesing dengan menggunakan 12 ekor ternak kebuntingan akhir berumur 3 bulan dan paritas 1. Dua belas ekor induk kambing PE dibagi ke dalam 2 perlakuan, yaitu kontrol (tanpa suplementasi) dan perlakuan suplementasi. Masing-masing perlakuan terdiri atas 6 ekor induk. Pada ternak kontrol, pakan yang diberikan adalah sesuai pakan asli di Balai, sedangkan pada ternak perlakuan, diberikan penambahan wheat pollard yang disesuaikan dengan nilai skor kondisi tubuh dan berat badan ternak yaitu sebesar 1% berat badan. Proporsi penambahan wheat pollard 0,45 kilogram untuk ternak yang memiliki nilai skor kondisi tubuh 2,00 sampai <2,50 dengan kisaran berat badan 45 sampai 49 kilogram dan 0,55 kilogram untuk ternak yang memiliki nilai skor kondisi tubuh ≥2,50 sampai 3,00 dengan kisaran berat badan 54 sampai 58 kilogram. Metode penelitian terdiri atas identifikasi ternak dan pemilihan ternak, pengukuran berat badan, penilaian skor kondisi tubuh, pengukuran konsumsi pakan ternak, dan analisis komposisi nutrien pakan. Penilaian skor kondisi tubuh dilakukan empat minggu sebelum beranak hingga dua minggu setelah beranak (partus) dan pengukuran konsumsi pakan ternak dilakukan setiap seminggu sekali. Data yang diperoleh dianalisis statistis dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P<0,05) antara ternak kontrol dan perlakuan pada konsumsi bahan kering (1,71±0,08:2,12±0,05), protein kasar (0,17±0,05:0,22±0,01), dan total digestible nutrients (0,86±0,04:1,15±0,03) kilogram/kgBK/hari. Kesimpulan dari penelitian ini adalah suplementasi wheat pollard memberi pengaruh kestabilan skor kondisi tubuh ternak selama akhir kebuntingan hingga partus. Skor kondisi tubuh ternak yang rendah menunjukkan perubahan lebih besar pada tubuh ternak pada fase sebelum, saat, dan setelah beranak.

This study is aimed to identify the stability of body condition score (BCS) of dairy goats supplemented with wheat pollard during late pragnancy up to paturition and to measure nutrient intakes of Etawah grade goats (PE). This research was conducted at Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Ruminansia, Taman Ternak Kaligesing. Twelve goat does were divided into two treatments, control and wheat pollard supplementation, each treatment were consisted of 6 goats. In control group, goat was fed by usual feed as done by the beuraeu, while in tretment group, goat were using wheat pollard adjusted with the BCS score and body weight of goats, namely 1% of body weight. Proportion of wheat pollard suplementation was 0.45 kilograms for BCS 2.00 untill less than 2.50 withal average weight 45 up to 49 kg and 0.55 kg for BCS more than 2.50 into 3.00 with initial body weight ranged from 54 to 58 kg. The research method consisted of livestock identification and selection,body weight measurement, assessment of BCS, measurement of feed intakes, and analysis of feed composition. Assessment of BCS was carried out in the first week of the end of pregnancy until two weeks after paturition, feed intakes were carried out once a week. The date was analyzed factorial design method. The results showed that wheat pollard supplementation had a significant effect (P<0.05) on dry matter (1.71±0.08:2.12±0.05), crude protein (0.17±0.05:0.22±0.01), and total digestible nutrients (0.86±0.04:1.15±0.03) kg/kgDM/day intakes, respectively for control and treatment groups, however there was no interaction effect was found between BCS and treatment. The conclusion of this research is that wheat pollard supplementation as an energy source can increase for dairy energy needs of goats. The stability of BCS is remains similar during the late pregnancy until parturition.

Kata Kunci : Kambing Peranakan Etawah (PE), Suplementasi pakan, Wheat pollard, Skor kondisi tubuh, dan Konsumsi pakan. / Ettawa Crossbreed Goat (PE), Feed supplement, Wheat pollard, Body condition score (BCS) and Feed consumption.

  1. S1-2019-379747-Abstract.pdf  
  2. S1-2019-379747-Bibliography.pdf  
  3. S1-2019-379747-TableofContent.pdf  
  4. S1-2019-379747-Title.pdf