Perbandingan Nilai Indeks Facialis Anak Usia 4-6 Tahun dan Remaja Akhir Usia 18-24 Tahun Suku Jawa
SELVI OKTIVIYA AGUSTY, drg. JCP Heryumani Sulandjari, MS, Sp.Ort (K); drg Cendrawasih A.F., Mkes., Sp. Ort(K)
2019 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN GIGIJenis kelamin, usia dan ras merupakan faktor yang mempengaruhi bentuk wajah seseorang. Bentuk wajah dapat diklasifikasikan berdasarkan perhitungan nilai indeks facialis. Suku Jawa merupakan penduduk Indonesia dengan populasi terbesar dibandingkan suku lain yang ada di Indonesia dengan ciri fisik hidung yang tidak terlalu mancung, bibir tebal, proporsi wajah cembung dan bentuk kepala mesosephalic. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan nilai indeks facialis anak usia 4-6 tahun dan remaja akhir usia 18-24 tahun suku Jawa sehingga dapat dijadikan evaluasi area wajah pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Jenis penelitian ini adalah penelitian ex-post facto dengan melibatkan 64 orang Jawa yang ada di Yogyakarta. Subjek dibagi berdasarkan usia yang terdiri dari 32 siswa-siswi TK Negeri 1 Sleman Yogyakarta berusia 4-6 tahunn dan 32 mahasiswa-mahasiswi Universitas Gadjah Mada Klaster Medika Angkatan 2014-2018 berusia 18-24 Tahun. Analisis indeks facialis dilihat dengan membandingkan tinggi wajah yang diukur dari titik Nation-Gnation dan lebar wajah yang diukur dari titik Zygion kanan-Zygion kiri wajah. Data yang diperoleh kemudian dihitung rerata dan dianalisis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan Independent t-test. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata nilai indeks facialis anak usia 4-6 tahun dan remaja akhir usia 18-24 tahun suku Jawa (p<0,05). Rerata nilai indeks facialis anak usia 4-6 tahun sebesar 80,0919 sedangkan remaja akhir usia 18-24 tahun memiliki nilai sebesar 84,4192 dengan selisih rerata kedua kelompok sebesar 4,3273. Disimpulkan pula bahwa rerata anak usia 4-6 tahun suku Jawa rata-rata memiliki tipe waja berbentuk euryprosop sedangkan remaja akhir usia 18-24 tahun suku Jawa rata-rata memiliki tipe wajah berbentuk mesoprosop.
Gender, age and race are factors that influence the shape of a person's face. Face shapes can be classified based on facial index value calculation. The Javanese are the largest ethnic-group compared to other groups in Indonesia with physical features that are small nose, thick lips, convex facial proportions and the shape of the mesosephalic head. The purpose of this study was to compare the facial index of children aged 4-6 years and late adolescence aged 18-24 years old Javanese so that it can be used to evaluate facial area on growth and development period. This type of research is an ex-post facto research involving 64 Javanese tribes in Yogyakarta. Subjects were divided according to age consist of 32 students of kindergarten 1 Sleman Yogyakarta aged 4-6 years old and 32 students from the Universitas Gadjah Mada Medical Cluster on Batch 2014-2018 aged 18- 24 years. Facial index analysis can be seen by comparing facial height measured from the Nation-Gnation point and face width measured from the right Zygion point-left Zygion point. The data obtained were then calculated on average and analyzed using the Kolmogorov-Smirnov test and Independent t-test. The results showed that there was a significant difference between the mean facial index of children aged 4-6 years and late adolescence aged 18-24 years old Javanese (p <0.05). The mean facial index for children aged 4-6 years was 80.0919 while the late adolescence aged 18-24 years had a value of 84.4192 with a mean difference between the two groups of 4.3273. It was also concluded that the average age of 4-6 years old Javanese has an euryprosop facial type, while late adolescence aged 18-24 years old Javanese has mesoprosop facial type.
Kata Kunci : Anthropometric, Facial Type, Facial Index, Javanese