Laporkan Masalah

DAMPAK GEMPA BUMI TERHADAP KESEHATAN MENTAL DAN KESEJAHTERAAN: STUDI KASUS BANTUL

MUSTIKA SEPTIYAS T, Prof. Catur Sugiyanto, M.A., Ph.D.

2019 | Tesis | MAGISTER SAINS ILMU EKONOMI

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak dari gempa bumi Yogyakarta 2006 terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan para korban di Bantul dan untuk menganalisis apakah pengalaman bencana sebelumnya meningkatkan atau menurunkan kesehatan mental para korban ketika menghadapi paparan tidak langsung bencana ulang, yaitu erupsi Merapi 2010. Metode yang digunakan adalah analisis desktiptif, logit, serta kombinasi propensity score matching dan difference in differences. Penelitian ini menemukan bahwa 7 orang (1,78%) di tahun 2007 dan 31 orang (7,89%) di tahun 2014 mengalami gejala depresi signifikan. Umur ditemukan sebagai faktor yang secara signifikan meningkatkan probabilitas seseorang mengalami gejala depresi signifikan. Menggunakan kombinasi propensity score matching dan difference in differences, penelitian ini menemukan bahwa paparan langsung gempa bumi Yogyakarta 2006 secara signifikan meningkatkan rata-rata skor gangguan mental dan menurunkan pengeluaran pendidikan para korban 1 tahun pasca bencana. Paparan langsung gempa bumi Yogyakarta 2006 juga berdampak terhadap meningkatnya skor gangguan mental dan menurunnya pengeluaran rumah tangga para korban 8 tahun pasca bencana, namun pengaruhnya tidak signifikan. Temuan ini menunjukkan bahwa adanya pengalaman bencana sebelumnya tidak secara signifikan membangkitkan ulang stres para korban gempa bumi Yogyakarta 2006 ketika berhadapan dengan paparan tidak langsung erupsi Gunung Merapi 2010.

The purposes of this study are to analyze the impact of the 2006 Yogyakarta earthquake on mental health and welfare and to analyze whether prior disaster experience increases or decreases survivor's mental health when the survivors face indirect exposure to repeated disaster, i.e. the 2010 Merapi eruption. The methods used in this study were descriptive analysis, logit, and a combination of propensity score matching and difference in differences. This study found that 7 people (1.78%) in 2007 and 31 people (7.89%) in 2014 had depression symptoms. Age was found as a factor that significantly associated with a higher probability of depression symptoms. Using a combination of propensity score matching and difference in differences, this study found that direct exposure to the 2006 Yogyakarta earthquake significantly increased the average of mental disorder score and decreased the education expenditure of survivors 1 year after the earthquake. Direct exposure to the 2006 Yogyakarta earthquake also had an impact on the increasing average of mental disorder score and decreasing household expenditure of survivors 8 years after the earthquake, but the effect was not significant. This study indicated that the prior disaster experience did not significantly revive the stress of the survivors of the 2006 Yogyakarta earthquake when the survivors face indirect exposure to the 2010 Merapi eruption.

Kata Kunci : Kesehatan mental, kesejahteraan, gempa bumi, bencana berulang

  1. S2-2019-417585-abstract.pdf  
  2. S2-2019-417585-bibliography.pdf  
  3. S2-2019-417585-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2019-417585-title.pdf