Laporkan Masalah

Evaluasi dan Peran Modal Sosial dalam Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat (HTR): (Kasus Pembangunan HTR di Provinsi Sulawesi Utara)

KRISTIAN MAIRI, Prof. Dr. Ir. San Afri Awang, M.Sc., Dr. Ir. Ris Hadi Purwanto, M.Agr.Sc., Dr. Priyono Suryanto, S.Hut., MP.

2019 | Disertasi | DOKTOR ILMU KEHUTANAN

INTISARI KRISTIAN MAIRI. Evaluasi dan Peran Modal Sosial dalam Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat (Kasus Pembangunan HTR di Provinsi Sulawesi Utara). Dibimbing oleh SAN AFRI AWANG, RIS HADI PURWANTO, dan PRIYONO SURYANTO. Program HTR merupakan salah satu implementasi paradigma pembangunan Kehutanan sosial (Social Forestry) yang memberi harapan bagi masyarakat luas untuk terlibat langsung dalam pengelolaan hutan produksi. Skema HTR membuka peluang bagi masyarakat dalam mengoptimalkan manfaat kawasan hutan produksi untuk meningkatkan kesejahterannya sekaligus menjaga kelestarian hutan serta solusi dalam memecahkan masalah kehutanan di Indonesia yang terlanjur diokupasi rakyat setempat. Namun dalam implementasinya, keberhasilan program HTR belum berjalan sebagaimana diharapkan. Secara konseptual seharusnya program HTR bisa terimplementasi secara baik karena adanya antusiasme masyarakat yang tinggi menyambut program tersebut. Selain itu adanya political will dari pemerintah yang sangat kuat, baik berupa payung kebijakan, dana pembangunan yang sudah dialokasikan, lahan yang juga disiapkan, dan bahkan fasilitasi forum stakeholders HTR telah diinisiasi oleh pemerintah. Untuk itu perlu penyempurnaan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan keberlanjutan HTR ke depan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) memperoleh data dan menjelaskan karakteristik pengelolaan HTR dan mengevaluasi implementasi program HTR di Sulawesi Utara; (2) mencari data dan menjelaskan peran modal sosial yang dimiliki perserta HTR dalam pembangunan HTR; (3) menyusun konsep dan strategi pembangunan HTR berkelanjutan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016 sampai bulan Oktober 2017 di areal pembangunan HTR di Sulawesi Utara di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Minahasa Utara, Minahasa Selatan dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Pendekatan penelitian menggunakan studi kasus. Metode analisis data menggunakan analisis keberhasilan tanaman pokok HTR, analisis modal sosial, dan SWOT. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama gagalnya pelaksanaan pembangunan HTR di Sulawesi Utara adalah adanya ketidakpercayaan (distrust) dari KTH terhadap developer HTR (pola developer) dalam mengunakan dana pinjaman untuk membangun HTR. Selain itu adanya tumpang tindih lahan kepemilikan baik diantara KTH maupun antar KTH akibat dari proses pemetaan lahan HTR yang tidak tepat. Dampak selanjutnya adalah munculnya konflik pengelolaan lahan HTR, kurangnya dukungan dari masyarakat, rendahnya keberhasilan tanaman pokok dan tidak adanya pemelihaaraan tanaman lanjutan. Konstruksi strategi HTR berkelanjutan yang disarankan adalah revitalisasi pola HTR dari pola developer ke pola mandiri, melakukan pemetaan ulang batas pengelolaan, penghapusan hutang debitur HTR yang telah digunakan developer,serta mendata ulang anggota KTH yang tepat dalam program HTR. Kata kunci : HTR, evaluasi, modal sosial.

ABSTRACT KRISTIAN MAIRI. Evaluation and Role of Social Capital in Managing the Community Based Forest Plantation (Case Study of CBPF Development in North Sulawesi Province). Supervised by SAN AFRI AWANG, RIS HADI PURWANTO, and PRIYONO SURYANTO. The CBPF program is one of social forestry paradigms that implemented to provide some benefits for communities in managing the production forests. Such as improving their welfare while maintaining forest sustainability and solving the forestry problems in Indonesia that are already occupied by local people. But in its implementation, the success of the HTR program has not gone as expected. Conceptually, the CBPF program should be implemented well because of the high enthusiasm of the community in welcoming the program. In addition, there is a strong political will from the government in ratified a policy, allocated funds, provided land, and facilitated the CBPF stakeholder forum. There for, improvements are needed in the planning, implementation, and the sustainability of CBPF program in the future. This study aims to: (1) obtain data and explain the characteristics of CBPF management and evaluate the implementation of the CBPF program in North Sulawesi; (2) finding data and explaining the role of social capital of participants in developing the CBPF program; (3) develop a concept and strategy for sustainability CBPF program. This research was conducted in July 2016 to October 2017 in the CBPF area in three districts of North Sulawesi Province, namely North Minahasa Regency, South Minahasa Regency and East Bolaang Mongondow Regency. The research using case studies and survey approaches. The data analysis methods using the success of CBPF staple crops, social capital analysis, and SWOT analysis. The results showed that the main cause of the failure of the CBPF implementation in North Sulawesi were the distrust of Forest Community Group (FCG) towards the CBPF developer (developer pattern) in using loan funds. Besides that there are overlapping of land ownership inter FCG and intra FCG due to improper land mapping process. The next impact is the emergence of CBPF land conflicts, the lack of support from the community, the low success of staple crops and the absence of crop maintenance. The recommended sustainable CBPF strategy construction are revitalizing the CBPF pattern from the developer pattern to the independent pattern, re-mapping management boundaries, eliminating the debt of CBPF debtors that have been used by the developer, and re-registering the right FCG members in the CBPF program. Keywords: CBPF, evaluation, social capital.

Kata Kunci : HTR, evaluasi, modal sosial.

  1. S3-2019-320333-abstract.pdf  
  2. S3-2019-320333-bibliography.pdf  
  3. S3-2019-320333-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2019-320333-title.pdf