Evaluasi Luaran Klinis Terapi Antibiotik pada Pasien Anak dengan Diare di Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
ANTONIA ADELEIDE A, Dr. Ika Puspita sari, M.Si., Apt.; Dr. dr. Ida safitri Laksanawati, Sp. A (K).
2019 | Tesis | MAGISTER FARMASI KLINIKDiare dapat didefenisikan sebagai suatu kondisi dimana terjadi frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali dengan konsistensi feses cair. Di Indonesia, prevalensi diare berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dari tahun 2013-2018 naik 2,3% menjadi 6,8%. Berdasarkan surveilans terpadu penyakit rawat inap rumah sakit pada tahun 2017, diare menempati urutan pertama. Agen antimikroba sangat direkomendasikan untuk pengobatan diare karena infeksi. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran penggunaan antibiotik empiris dan untuk mengetahui hubungan antara kesesuaian pemberian antibiotik empiris terhadap luaran klinis pada anak dengan diagnosis diare persisten. Rancangan penelitian deskriptif-analitik dengan desain cohort retrospektif untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik empiris di bangsal anak. Subyek penelitian yaitu pasien anak dengan usia >2 bulan - <18 tahun yang di rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada periode 1 Januari 2015-30 Juni 2019 dengan diagnosis diare persisten (A09.9). Luaran klinis yang diamati yaitu melalui perbaikan respon terapi selama perawatan setelah pemberian antibiotik empiris yang ditunjukkan dengan penurunan frekuensi BAB dan/atau penurunan suhu badan dan/atau perbaikan klinis lain oleh dokter. Hasil penelitian menunjukkan adanya 38 pasien yang menggunakan antibiotik empiris selama periode dari 1 Januari 2015-30 Juni 2019. Antibiotik yang paling banyak diresepkan adalah sefotaksim. Total regimen yang digunakan oleh subyek penelitian yaitu 61 regimen. Terdapat 39 regimen yang tergolong dalam kategori rasional menurut metode Gyssens. Terdapat hubungan yang signifikan antara rasionalitas terapi antibiotik empiris dengan luaran klinis pasien (p <0,05).
Diarrhea can be defined as a condition in which the frequency of defecation more than 3 times with the consistency of watery stools. In Indonesia, the prevalence of diarrhea based on the diagnosis of health workers from 2013 - 2018 increased by 2.3% to 6.8%. Based on integrated surveillance of hospital inpatient diseases in 2017, diarrhea ranks first. Antimicrobial agents are highly recommended for the treatment of diarrhea due to infection. The purpose of this study is to determine the description of empirical antibiotic use and the relation between the suitable of empirical antibiotic administration to clinical outcomes in pediatric with a diagnosis of persistent diarrhea. Design of a descriptive-analytic study with a retrospective cohort method is used to evaluate empirical antibiotic use in pediatric wards. The subjects of the study were pediatric with ages >2 months - <18 years who were hospitalized at Dr. Sardjito Yogyakarta in the period 1st January 2015-30th June 2019 with a diagnosis of persistent diarrhea (A09.9). Clinical outcomes observed were through improved therapy response during treatment after empirical antibiotics indicated by a decrease in the frequency of bowel movements and/or decreased body temperature and/or other clinical improvements by a doctor. The results showed 38 patients using empirical antibiotics during the period from 1st January 2015-30th June 2019. The most prescribed antibiotic is cefotaxime. The total regimen used by the study subjects was 61 regimens. There are 39 regiments that classified into the rational category according to the Gyssens method. There is a significant relation between the rationality of the use of empirical antibiotics and the clinical outcomes of patient (p<0,05).
Kata Kunci : diare, antibiotik empiris, luaran klinis/ diarrhea, empirical antibiotics, clinical outcomes