Laporkan Masalah

PERBANDINGAN KONSEP KETUHANAN MASYARAKAT BADUY KAJEROAN DENGAN BADUY KALUARAN

FIRMAN MAULANA R, Philosophy of God, Sunda Wiwitan, Kajeroan, Kaluaran

2019 | Tesis | MAGISTER FILSAFAT

Perkembangan modernitas kenyataannya telah melemahkan pemikiran religius khususnya bagi mereka penganut kepercayaan lokal yang terancam eksistensinya karena tuntutan hidup, pengaruh modernitas, dan pengaruh kepercayaan lain. Indonesia dengan Pancasilanya menuntut warga negaranya agar senantiasa menjaga religiusitasnya dengan bertuhan kepada dzat yang maha esa. Menanggapi tuntutan tersebut, banyak kepercayaan yang menunjukkan bahwa dirinya bertuhan kepada yang maha esa seperti kepercayaan Sunda Wiwitan. Mereka adalah masyarakat konservatif yang berpendirian pada ketentuan Karuhun. Mereka menolak perubahan dan mengasingkan diri dari dunia yang ramai. Mereka yang selama ini khusuk dalam bertapa kini mencoba terjun ke dunia modern dengan membentuk masyarakat Kaluaran. Lahirnya masyarakat Kaluaran memunculkan problem dan konsep baru dalam memandang Tuhan, oleh sebab itu peneliti mencoba membandingkan konsep ketuhanan dalam kedua identitas tersebut dalam upaya aktualisasi diri dan kontekstualisasi kepercayaan yang bersifat tradisional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah komparatif, yakni menganalisa masing-masing masyarakat terkait pandangannya tentang Tuhan dengan filsafat. Kemudian masing-masing konsep disusun secara sistematis sebelum dikomparasikan persamaan, perbedaan, kelemahan, kelebihan, relasi antara keduanya, dan konsep baru yang muncul dari masing-masing masyarakat. Filsafat dalam penelitian ini digunakan sebagai metode analisis, yakni teori tentang Tuhan dalam sejarah perkembangannya ataupun menurut para tokoh digunakan secara sistematis untuk menganalisa dan mengevaluasi masing-masing konsep. Hasil dari penelitian ini adalah pemahaman konseptual dari dua pandangan masyarakat yang terdapat perbedaan konsep, perbedaan kewajiban, dan perbedaan orientasi meskipun pada dasarnya mereka adalah satu kesatuan identitas yang sama. Sebagai suatu hal yang direncanakan, kedua status masyarakat tersebut mempunyai kesamaan dalam mengenal identitas Tuhan, menyebutkan namanya, dan wahyu Tuhan yang diturunkan melalui utusan. Masyarakat Kajeroan dan Kaluaran mempunyai ajaran khas dari orientasi ketuhanannya yang jika digabungkan akan melahirkan kesempurnaan ajaran Sunda Wiwitan, yakni harmoni terhadap setiap makhluk dan toleransi terhadap perbedaan.

The improvement in modernity unfolds into the waning of religious thoughts, particularly those who adhere to local belief with a threat to their existence due to demand in life, influence of modernity and influence of other beliefs. Indonesia with its Pancasila demand its citizen to constantly maintain their monotheistic religiosity. To respond such thing, there are other beliefs that demonstrate their monotheistic beliefs such as Sunda Wiwitan. They are a group of conservatives that lay its foundation on the Karuhun principle. They refuse change and ostracize themselves from the crowd. Those who habitually concentrate in meditation is currently attempting to mingle with the modern world and establish the Kaluaran society. The nascent of Kaluaran society develop a new problem and concept in perceiving God. Therefore, the researcher attempts to compare the concept of God between those two identities in the effort of self-actualization and contextualization of traditional belief. The method being utilized in this research is comparative, that is to analyze each society in relation to their perspective of God through philosophy. Afterwards, each concept is systematically arranged upon comparing in terms of their similarities, differences, disadvantages, advantages and the relation of those two as well as new concept that emerge in each society. Philosophy in this type of research uses analytical method, that is a theory regarding God in its historical development or based on figure to systematically analyze and evaluate each concept. The result of this research is conceptual comprehension from both societal perspective in which they both have difference of concepts, obligations and orientations despite coming from the same identity. As something planned, both societies have similarities in recognizing the identity of God, His names and revelations through His messengers. Both Kajeroan and Kaluaran have characteristic of teaching based from their orientation of God by combining and bear the perfection in the teaching of Sunda Wiwitan, that is harmony among the living and tolerance towards diversity.

Kata Kunci : Filsafat Ketuhanan, Tuhan, Sunda Wiwitan, Kajeroan, dan Kaluaran

  1. S2-2019-433012-abstract.pdf  
  2. S2-2019-433012-bibliography.pdf  
  3. S2-2019-433012-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2019-433012-title.pdf