Laporkan Masalah

Misteri di balik pertunjukan tari piring di atas kaca di desa Andaleh-Sumatera Barat

KADIR, Ernida, Prof.Dr. R.M. Soedarsono

2001 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Tari Piring di Atas Kaca merupakan salt& satu bentuk pertunjukan budaya masyarakak Desa Andaleh, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, yang diwarisi masyarakatnya sejak lama. Seni pertunjukan ini selatu ditampikan pada upacara alek nagari yang diadakan satu kali dalaru setahun. Ia terbungkus dalam bingkai Sepekan-Keaenian Traciisi dau selalu menjadi tontoaan menarik bagi masyerakatnya. Sebagai sebuah produk budaya Mirrangkabau, Tari Piring dapat dijumpai pada hampir seluruh pelosok desa di Sumatera Barat. Keadaan tersebut merupakan perwujudan dari ekspresi budaya masyarakat agraris Minangkabau. Pada budaya masyarakat agraris itu, herkembang kehidupan mistis yang kadang sejalan dengtin berbagd bentuk pmampilan kesenian. Salah satunya dapat dilihat dari penampjlan Tari Piring di Atas Raca di Desa Andaleh, yang menampilkan atraksi mendebarkan, seperti menari piring sambil menginjak pecehan kaca, berguling tanpa memakai pelindung badan, namun tiddc mengalami cedera terjadi karena dalam melakukan~~ Kenyataan dermkrat3 Tari Piring tersebut mereka mengamalkan salah satu aliran taaawuf yang berkembang di desa itu, yaitu Tarekat Naqsyabandiyah serta hu kebatinan. Studi yang memaparkan tentang bagaimana keberadaan Tari Piring di Atas Kaca di Deaa Andaleh, dan hubungannya dengan kegiatan miatis serta Tarekat Naqsyabcindiyah itn, dilakukan melalui pendekatan multidisiplin, utamanya adalah melalui pendekatan religi. Selain itu, usaha untuk mengamati permasalahan dari sisi komunikasi, sosiologis, dan antropologis sangat dimungkinkan

A dance on pieces of broken glass is one of the performances of comniunity's culture at Andaleh Village, Sungayang District, Tanah Dater Regency, West Sumatra, inhereited to the community a long the ago. This art of pdomatlce ia shown at the local ceremony nmed alek nagwi which is held once a year. It is packed is the frame of Sepekan Kesenian and has become -a very attractive performance to the community. As a cultural product of Minangkabau, Tari Piring can be found at almost every corner of villages in West Sumatra. 'chis is a manifestation of cultural expresaion in agrarian community of Minangkabau. In the culture of agrarian community people develop a mystic lif'e which is sometimes in line with the different types of art performances. One of them can be seen in the performance of Tad plting d Atas Kaca at Andaleh Village, showing a very exciting attraction, such as dancing plate dance while stepping on pieces of broken &as. Men can dance and roll aver on the broken glass without anything covering their bodies, but they are not at d hurt. The fact happens as when they are performing Tari Piring, they apply a certain ideology of tasawufrnystib which develops in that village and it is called Tarekat Naqsyabandiyah with spiritual myutioium. The study explaining how Tari Piring di Atas Kaca exist at Andaleh Vie, and ita connection with the myatic activities and lbmkat Naqsyabandiyah. is done through multidiciplin approaches, primarily the religious one. Besides that, the efforts to observe the matters fkom the point of view of communication, sosiology, and antrophology are very feasible.

Kata Kunci : Tari Piring,Tareqat Naqsabandiyah, Thri Piring, Mystic, Tarekai Naqsyabandiyah


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.