Laporkan Masalah

PARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL DESA BERABAN DALAM PENGELOLAAN OBYEK WISATA TANAH LOT KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN BALI

ROELS SRI PUSPA DEWI, Dr. Tri Kuntoro Priyambodo, M.Sc.; Siti Nurul Rofiqo Irwan, S.P., M.Agr., Ph.D.

2019 | Tesis | Magister Kajian Pariwisata

Masyarakat sebagai aktor utama dalam pengelolaan obyek wisata sangat penting dalam pembangunan pariwisata. Namun dalam kenyataanya sering kali partisipasi masyarakat belum bisa berjalan maksimal. Salah satu obyek wisata di Bali yang terus berkembang dan tetap terjaga eksistensinya adalah obyek wisata Tanah Lot. Jumlah kunjungan wisatawan dan tingkat pendapatan obyek wisata yang tinggi tidak serta merta diikuti oleh peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Distribusi hasil pendapatan yang tidak seimbang antara Pemerintah Kabupaten Tabanan sebesar 58 persen dengan Masyarakat lokal Desa Beraban sebesar 24 persen. Pengelolaan yang belum optimal menyebabkan ketidakmerataan kesempatan kerja yang berpotensi menimbulkan konflik diantara masyarakat lokal Desa Beraban. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan metode pengumpulan data yaitu: kuesioner, wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Kuesioner yang yang disebarkan berjumlah 150 buah. Hasil skoring penilaian terhadap tingkat partisipasi masyarakat dihitung dengan Skala Likert. Penyebaran kuesioner bertujuan untuk mengukur seberapa besar keterlibatan masyarakat dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pengambilan manfaat dan tahap pengawasan serta evaluasi. Data didukung dengan wawancara mendalam kepada masyarakat dan pihak-pihak yang mendukung pengelolaan obyek wisata Tanah Lot. Hasil dari penelitian ini menunjukkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan obyek wisata Tanah Lot tidak sama di semua tahap. Nilai rata-rata pada tahap perencanaan 2,25, tahap pelaksanaan 4,35, tahap pengambilan manfaat 4,72 dan tahap pengawasan yaitu 4,14. Tahap partisipasi masyarakat yang paling rendah dalam pengelolaan obyek wisata Tanah Lot adalah tahap perencanaan. Rendahnya partisipasi masyarakat pada tahap ini disebabkan oleh tiga faktor yaitu: adanya perjanjian kerja sama, faktor internal dan faktor eksternal masyarakat. Faktor internal dan faktor eksternal masyarakat sangat penting diperbaiki untuk meningkatkan partisipasi masyarakat terutama pada tahap perencanaan. Model pengelolaan obyek wisata Tanah Lot diharapkan pemerintah hanya sebagai pihak pengawas dan pembina. Masyarakat mengelola obyek wisata secara mandiri dengan berperan sepenuhnya pada setiap tahap partisipasi.

The community as the main actor in the management of tourism attractions is very important in tourism development. One of the attractions in Bali that continues to grow and maintain its existence is Tanah Lot tourist attraction. The number of tourist visits and the high level of tourist attraction income is not necessarily followed by an increase in the welfare of the local community. The unequal distribution of income between the Government of Tabanan Regency by 58 percent and the local community of Beraban Village by 24 percent. Inadequate management results in uneven employment opportunity that has a potential to cause conflict among the local community in Beraban Village. This study implemented a survey method by using data collection method, consists of: questionnaire, interview, observation, literature study and documentation. Questionnaire distributed were 150. The results of the assessment of the level of community participation were calculated using a Likert Scale. The distribution of questionnaires aimed to measure how much community involvement is in the planning, implementation, benefit-taking, Ana monitoring and evaluation stages. The data were supported by in-depth interview with the community and those who support the management of Tanah Lot. The results indicated that the community participation in the management of Tanah Lot attractions was not same at all stages. The average of the four stages, consist of: the planning stage is 2.25, the implementation stage is 4.35, the benefit-taking stage is 4.72 and the supervision stage is at 4.14. The lowest stage of community participation in management of Tanah Lot is the planning stage. The low level of community participation at this stage is due to three factors, namely: the existence of cooperation agreements, internal factors and external factors of the community. Internal factors and external factors of the community are very important to be improved to increase community participation, especially at the planning stage. Tanah Lot tourism management model propose that the government can become a supervisor. The community manages the tourism object independently by playing a full role at each stage of participation.

Kata Kunci : pengelolaan, daya tarik wisata, partisipasi masyarakat

  1. S2-2019-422611-abstract.pdf  
  2. S2-2019-422611-bibliography.pdf  
  3. S2-2019-422611-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2019-422611-title.pdf