GAYA HIDUP ISTRI NELAYAN PULAU MESSAH MANGGARAI BARAT NUSA TENGGARA TIMUR
FIDARINI DEVI W, Prof. Dr. Janianton Damanik, M.Si
2019 | Tesis | MAGISTER PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAANTerminologi gaya hidup terkait erat dengan terminologi konsumsi, sebagai integral dari sistem sosial yang dipakai untuk bertindak dan menjadi bagian dari kebutuhan sosial untuk berhubungan dengan orang lain melalui perantara benda-benda. Seperti yang terlihat di Pulau Messah Desa Pasir Putih, pulau ini merupakan pulau kecil yang padat penduduk berada di Kecamatan Komodo Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Keterisolasian Pulau Messah membuat para penduduknya kesulitan khususnya dalam mengakses pendidikan, kesehatan, air, listrik dan kebutuhan pokok lainnya. Akan tetapi, kehidupan masyarakat di sana nyatanya jauh berbeda dari apa yang dibayangkan kebanyakan orang. Khususnya pada istri Nelayan, yang tidak pernah lepas dari budaya kredit barang, membeli dan memiliki banyak emas, perhiasan perabot rumah tangga, dan pakaian mahal. Penelitian ini berupaya melihat bagamana gaya hidup istri nelayan jika dilihat dari pola kehidupan mereka sehari-hari dan mengetahui alasan mengapa mereka melakukan demikian. Selain itu, penelitian ini juga berupaya untuk melihat kebiasaan-kebiasaan atapun unsur-unsur budaya yang menjari akar kebiasaan dan gaya hidup istri nelayan Pulau Messah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penggalian data dilakukan dengan wawancara mendalam, sementara informan ditentukan secara purpousive. Gaya hidup istri nelayan Pulau Messah dapat dikatakan konsumtif. Hal tersebut dapat dilihat dari empat cara hidup yang mereka yakini. Pertama, nilai tanda lebih utama dari nilai guna. Bahwasanya penampilan atau apapun yang bisa ditunjukkan adalah hal paling utama dalam menunjukkan status atau kedudukan seseorang. Kedua, kemapuan atau ketidakmampuan seseorang diukur dari hutang yang dimiliki, bukan dari simpanan atau tabungan. Ketiga, mengagungkan emas dibanding komoditas lainnya seperti pakaian, barang ataupun perabotan lainnya. Karena emas memiliki nilai lebih untuk diputar kembali. Keempat, lebih menyukai kredit dibanding pembayaran tunai. Adapun habitus pembentuk perilaku konsumtif bersumber dari empat poros, yaitu nilai lebih yang didukung kondisi alam dan budaya setempat, sifat dasar manusia yang ingin selalu berbeda, kemudahan akses terhadap barang konsumsi dan kredit, serta ketiadaan manajemen pengelolaan. Di atas itu semua, waktu luang dan keberadaan ruang sosial pada masyarakat berperan penting dalam mereproduksi budaya dan kebiasaan konsumtif istri nelayan Pulau Messah.
Lifestyle terminology is closely related to the terminology of consumption, as an integral part of the social system used to act and become part of the social need to connect with others through the intermediary of things. As seen on Messah Island, Desa Pasir Putih, this island is a small, densely populated island located in the Komodo District of West Manggarai, East Nusa Tenggara. The isolation of Messah Island makes it difficult for its residents, especially in accessing education, health, water, electricity and other basic needs. However, people's lives there are in fact far different from what most people imagine. Especially for the fishermen's wife, who has never been separated from the culture of credit for goods, buying and owning lots of gold, household furniture, and expensive clothes. This study seeks to see how the lifestyle of fishermen wives when viewed from their daily life patterns and find out the reasons why they do so. In addition, this study also seeks to look at the habits or cultural elements that are rooted in the habits and lifestyles of the fisherman's wife's wife. The method used in this research is qualitative method. Data mining was carried out by in-depth interviews, while the informants were determined purposively. The lifestyle of the fisherman's wife Messah Island can be said to be consumptive. This can be seen from the four ways of life they believe in. First, the sign value is greater than the use value. That appearance or anything that can be shown is the most important thing in showing someone's status or position. Second, a person's ability or incapacity is measured by the debt owed, not by savings or savings. Third, glorifying gold compared to other commodities such as clothing, goods or other furniture. Because gold has more value to play back. Fourth, prefer credit over cash payments. Habitus forming consumptive behavior are sourced from four axes, namely surplus value supported by local natural and cultural conditions, human nature that wants to be always different, easy access to consumer goods and credit, and lack of management. Above all, free time and the existence of social space in society play an important role in reproducing the culture and consumptive habits of the fishermen's wife of Messah Island.
Kata Kunci : istri nelayan, pulau messah, konsumsi, habitus