Laporkan Masalah

Struktur Keruangan Daerah Tertinggal (Kasus Kabupaten Aceh Singkil)

SENDI PERMANA, Prof. Dr. R. Rijanta, M.Sc ; Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron, M.T, M.Sc

2019 | Tesis | MAGISTER GEOGRAFI

Kabupaten Aceh Singkil merupakan salah satu Kabupaten yang berstatus sebagai daerah tertinggal. Terdapat indikasi bahwa keterkaitan ekonomi dan transportasi yang terjalin antar pusat pelayanan belum sepenuhnya mendukung sektor perkebunan yang merupakan basis kegiatan wilayahnya. Hal ini mengakibatkan proses pembangunan daerah tidak berjalan dengan optimal sehingga belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis hubungan hirarki pusat pelayanan dengan keterkaitan antar wilayah, dan (2) menganalisis hubungan keterkaitan antar hirarki pusat pelayanan dengan kemiskinan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis skalogram, indeks sentralitas, dan analisis deskriptif. Hirarki pusat pelayanan ditinjau dari jumlah dan jenis fasilitas pelayanan yang dimiliki tiap-tiap desa. Keterkaitan ekonomi ditinjau dari aliran modal, aliran belanja, aliran bahan baku dan setengah jadi, keterkaitan produksi, dan aliran pendapatan. Keterkaitan transportasi ditinjau dari ketersediaan sarana dan prasarana transportasi. Berdasarkan keterkaitan antar hirarki pusat pelayanan tersebut lalu dihubungkan dengan kondisi kemiskinan di wilayah studi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kabupatan Aceh Singkil terdiri atas empat hirarki pusat pelayanan, yakni hirarki 1, 2, dan 3 sebagai wilayah perkotaan serta hirarki 4 sebagai wilayah perdesaan. Keterkaitan ekonomi yang terjalin yakni, aliran belanja, aliran bahan baku, keterkaitan produksi, dan aliran pendapatan cenderung terjalin diantara desa-desa yang berada pada hirarki empat, sedangkan aliran modal belum terjalin dengan desa-desa yang berada pada hirarki yang lebih tinggi, serta aliran barang setengah jadi terjalin menuju keluar wilayah sehingga perolehan nilai tambah masuk wilayah lain. Pergerakan antar pusat pelayanan belum didukung sarana dan prasarana transportasi yang memadai, khususnya pada desa-desa yang berada pada hirarki empat. Hal ini menyebabkan tingginya biaya transportasi dan ketidakefektifan pelayanan. (2) Wilayah perdesaan berkembang sendiri seolah terpisah sama sekali oleh hirarki perkotaan atau dapat dikatakan bahwa interaksi antara wilayah perdesaan dengan hirarki perkotaan kurang terjalin secara fungsional dalam suatu struktur ruang. Hal ini mengakibatkan ketertinggalan wilayah dan tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Aceh Singkil.

Aceh Singkil District is one of several districts with disadvantage regions status. There are indications of economic and transportation interrelations between service centers hasn't yet support the plantation sector which is the basis of its regional activities. Consequently, the process of regional development doesn't optimal and hasn't yet contribute significantly to community welfare. This research aims to: (1) analyzed the correlation between the service center hierarchy and region linkages, and (2) analyzed the correlation between service center hierarchies and welfare. The method used in this research is survey method by collecting data through observation, interviews and documentation studies. The analysis techniques used were scalogram analysis, centrality index, and descriptive analysis. The hierarchy of service centers is viewed from the number and types of service facilities owned by each village. Economic linkages are viewed from capital flows, expenditure flows, raw material and intermediate material flows, production linkages, and income flows. Transportation linkages are viewed from transportation facilities and infrastructure. Based on the linkages between the hierarchies of the service center, and then its associated with the poverty conditions in the study area. The results of this research showed (1) Aceh Singkil District consists of fourth service center hierarchies, consisting of hierarchies 1, 2, and 3 as urban areas and hierarchy 4 as rural areas. The economic linkages that are interwoven, the flow of expenditure, the flow of raw materials, the relation of production, and the flow of expenditures depend on the villages in the fourth hierarchy, while the flow of capital has not yet been intertwined with villages that are in a higher hierarchy, and the flow intermediate material intertwined out of this area, so the added value enter to other regions. The Movements between service centers haven't been supported and adequate transportation infrastructure, especially in villages that depend on the fourth hierarchy and its implications to increased transportation costs and ineffectiveness of services. (2) Rural areas that develop themselves are severely separated by urban hierarchies or can be articulated between rural areas and urban hierarchies that are less interwoven in terms of functional structure of space. Consequently, Aceh Singkil District is disadvantage and high rates of poverty.

Kata Kunci : struktur keruangan, keterkaitan desa kota, daerah tertinggal

  1. S2-2019-402663-abstract.pdf  
  2. S2-2019-402663-bibliography.pdf  
  3. S2-2019-402663-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2019-402663-title.pdf