Perbandingan Status Kesehatan Gigi pada Peserta (JKN) dan Nonpeserta Asuransi Kesehatan di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta

OKY PRISTA VIOLA, Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes., A.A.K.; drg. Yuni Pamardiningsih, M.Kes.

2019 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN GIGI

Layanan gigi menjadi salah satu paket manfaat JKN. Meski demikian, jumlah studi yang spesifik tentang pengaruh pemanfaatan JKN pada status kesehatan gigi masih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status kesehatan gigi pada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan nonpeserta asuransi kesehatan di Kecamatan Dlingo. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian cross-sectional. Responden penelitian berjumlah 120 orang yang terdiri atas dua kelompok penelitian yaitu peserta JKN dan nonpeserta asuransi kesehatan. Pemilihan responden penelitian menggunakan metode purposive sampling. Variabel penelitian berupa status kepesertaan asuransi kesehatan dan status kesehatan gigi. Penelitian dilakukan dengan pemeriksaan klinis karies gigi (indeks DMFT) dan kebersihan rongga mulut (indeks OHIS) sesuai dengan kriteria WHO dan Greene-Vermilion. Literasi dan perilaku kesehatan juga diperiksa. Data status kesehatan gigi (DMFT dan OHIS) dianalisis menggunakan uji statistik Mann-Whitney. Uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa nilai DMFT dan OHIS tidak berbeda signifikan (pDMFT=0,624; pOHIS=0,960). Hasil lain pada penelitian ini menunjukkan bahwa 50% peserta JKN mengetahui manfaat layanan gigi dalam JKN. Sebanyak 7,53% peserta JKN dan 10,35% nonpeserta asuransi kesehatan menggunakan layanan gigi dalam setahun. Tingkat pemahaman tentang JKN dan perilaku kesehatan responden penelitian yang tidak berbeda signifikan, membuat status kesehatan gigi pada penelitian ini tidak berbeda. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan status kesehatan gigi antara peserta JKN dan nonpeserta asuransi kesehatan.

Dental services are some of the JKN benefits packages. However, the number of specific studies on the effect of JKN utilization on dental health status is still low. A study was conducted to determine the differences between dental health status of JKN-insured citizen and non-health-insured citizen in Dlingo Subdistrict. This cross sectional study observed 120 responents which were divided into two research groups which are JKN-insured citizen and non-health-insured citizen. Respondents were selected using a purposive sampling method. This research variables are health insurance memberships status and dental health status. Clinical examinations including dental caries (using DMFT index) and oral hygiene (using OHIS index) were carried out by following the WHO and Greene-Vermillion criteria. Related health literacy and health behaviour factors were collected. Dental health status data (DMFT and OHIS) were analyzed using the Mann-Whitney test. The Mann-Whitney test shows that the DMFT and OHIS indexes between the two groups were not significantly different (PDMFT = 0.624; POHIS = 0.960). Other results in this study indicate that 50% of JKN-insured citizen know the benefits of dental services in JKN. 7,53% of JKN-insured citizen and 10,35% of non-health-insured citizen use dental services in the past year. JKN literacy and dental health-related behaviour which were not significantly different may effect this result. This study concludes that there is no dental health status difference between JKN-insured people and non-health-insured citizen in Dlingo Subdistrict.

Kata Kunci : status kesehatan gigi/dental health status, kepesertaan asuransi kesehatan/health insurance membership status, literasi kesehatan/health literacy, perilaku kesehatan/health behaviour.