Laporkan Masalah

Studi Fenomenologi Baitul Maal Masjid dan Pemberdayaan Masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta

ADITYA PRATAMA, Dr. Duddy Roesmara Donna, S.E., M.Si

2019 | Tesis | MAGISTER AGAMA DAN LINTAS BUDAYA

Salah satu penyebab kegagalan pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang adalah karena diabaikannya instrumen pembangunan yang sesuai dengan agama dan budaya lokal. Maka dalam konteks Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar dunia dapat merangkul masjid sebagai instrument pembangunan. Masjid menjadi tempat strategis karena selain dipergunakan untuk beribadah masjid juga dipergunakan tempat menyusun strategi perang, berbagi ilmu dan menyelesaikan berbagai perkara muamalah dengan kata lain masjid menjadi pusat pemerintahan, pendidikan dan ekonomi. Namun saat ini ada kesan umat Islam masjid hanya sibuk membangun fisik masjid namun meninggalkan yang lebih utama yaitu membangun jamaahnya Masjid tidak akrab dengan realitas karena umat Islam cenderung mengutamakan ritual seremonial dan meremehkan fungsi sosial masjid Tujuan penelitian ini adalah menguji asumsi diatas serta memberikan suatu gambaran tinjauan analitis dalam menangkap fenomena-fenomena pengelolaan baitul maal masjid. Dengan demikian dapat dikenali dengan baik sisi-sisi keunggulan dan kelemahan yang mungkin ada dalam pengelolaan baitul maal. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi Dari hasil analisis penelitian dapat disimpulakan bahwasannya terdapat enam fenomena pengelolaan baitul maal masjid di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yakni masjid makmur, masjid pembangunan fisik, masjid UPZ, masjid sejarah, masjid milik pribadi, masjid pondok pesantren

One of the causes of the failure of economic development in developing countries is due to the neglect of development instruments that are following local religion and culture. So in the context of Indonesia as a country with the world's largest Muslim population, it can embrace masjids as an instrument of development. A masjid is a strategic place because besides being used for worship also used as a place to develop war strategies, share knowledge and solve various muamalah cases in other words masjids become the center of government, education, and economics. But now there is an impression that Muslims are only busy building the physical masjid, but leaving the more important thing is to build congregations. The masjid is not familiar with reality because Muslims tend to prioritize ceremonial rituals and underestimate the social functions of masjids. The purpose of this study is to test the assumptions above and provide an overview of analytical reviews in capturing the phenomena of the management of masjid Baitul. Thus it can be well recognized the sides of excellence and weaknesses that may exist in the management of Baitul Maal. Using qualitative methods with a phenomenological approach. The results of the research are there are four phenomena of management of Bayt al-Mal masjid in Special Province of Yogyakarta namely Masjid Providing People with Community Funds Through Bayt al-mal, Masjids Empowering People Through and Not Through Bayt al-mal, Masjids Empower Communities Without Through Bayt al-mal

Kata Kunci : Masjid, Baitul Maal, Pemberdayaan

  1. S2-2019-419920-abstract.pdf  
  2. S2-2019-419920-bibliography.pdf  
  3. S2-2019-419920-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2019-419920-title.pdf