Laporkan Masalah

Strategi Bermukim Masyarakat Bajo Di Desa Mola Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi

LA ODE MUSYAFIR E, Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D. ; Doddy Aditya Iskandar, ST., MCP., Ph.D.

2019 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Suku Bajo merupakan etnis pendatang yang mendiami Pulau Wangi-Wangi. Mereka menetap dan membangun permukiman di wilayah perairan yang merupakan wilayah adat orang darat yang memiliki aturan mengenai pemanfaatan laut sebagai tempat bermukim. Pada perkembangannya wilayah tersebut masuk dalam kawasan perkotaan Wangi-Wangi sebagai ibukota Kabupaten Wakatobi. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana strategi masyarakat bajo untuk bermukim diwilayah adat yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan konsep strategi bermukim masyarakat bajo di Desa Mola yang merupakan wilayah adat orang darat, kawasan perairan dengan segala keterbatasan ruang aktivitasnya dan bagaimana masyarakat bajo mempertahankan eksistensi mereka sebagai suku laut di tengah perkembangan kota. Penelitian ini menggunakan metode induktif-kualitatif dengan pendekatan fenomenologis yang dalam tahapannya melalui proses grandtour dan wawancara di Desa Mola dan lembaga adat Mandati. Hasil dari penelitian ini menemukan konsep strategi bermukim masyarakat bajo yang terdiri dari 4 konsep yaitu : 1) Tata kelola pemanfaatan laut sebagai tempat bermukim oleh Sara Mandati. 2) Adaptasi hunian dan ruang publik diatas laut. 3) Jaringan sosial masyarakat Bajo dengan Sara Mandati dan falsafah Paturu Ma’abal. 4) Budaya Bajo sebagai sumber ekonomi baru. Dari keempat konsep tersebut di temukan bahwa nilai-nilai Paturu Ma’abal sebagai pembentuk strategi bermukim masyarakat bajo di Desa Mola yang merupakan wilayah adat orang darat.

Bajo tribe is an ethnic migrants who inhabit the island of Wangi-Wangi. They lived and built settlements in the territorial waters that were customary land people who had rules regarding the utilization of the sea as a place to settle. In its development the area is included in the urban area of Wangi-Wangi as the capital of Wakatobi Regency. The objective of this research is to describe the concept of Bajo community's settling in strategy at Mola village which is a customary area of the land people, water area with all the limitations of its activity space and how the people of Bajo retain their existence as a sea tribe amid the development of the city. The study used a qualitative-inductive method with a phenomenological approach that was in its stages through the process of the grandtour and interviews at Mola village and the customary institution of Mandati. The results found the concept of the strategy of settling Bajo community in Mola village which consisted of four concepts : 1) Management of the use of the sea as a place of settlement by Sara Mandati. 2) Adaptation of occupancy and public space above the sea. 3) Bajo community social network with Sara Mandati and Paturu Ma’abal philosophy. 4) Bajo culture as a new economic resource. From the four concepts, it is found that the values of the Paturu Ma'abal as forming the strategy of settled the Bajo community's in the village of Mola which is a customary area of the land people.

Kata Kunci : Strategi, Permukiman diatas air, Suku Bajo

  1. S2-2019-404435-abstract.pdf  
  2. S2-2019-404435-bibliography.pdf  
  3. S2-2019-404435-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2019-404435-title.pdf