Emisi CH4 pada Lahan Padi Sawah Organik dengan Pola Tanam dan Dosis Pupuk Organik yang Berbeda di Imogiri, Bantul
ANDIN MUHAMMAD ABDUH, Dr. Ir. Eko Hanudin, M.S; Dr. Ir. Benito Heru Purwanto, M.P., M.Agr.Sc
2019 | Tesis | MAGISTER ILMU TANAHPengaturan jarak tanam tidak serta merta berdampak pada emisi CH4, oleh karena itu perlu rekayasa jarak tanam melalui aplikasi jajar legowo 2:1 (jarwo 2:1) yang dianggap lebih produktif dan mampu mengurangi emisi CH4. Penelitian lapangan dilakukan untuk mengetahui emisi CH4 dari sawah yang menerapkan pola tanam tegel dan jarwo 2:1 yang ditambahkan pupuk organik (campuran pupuk kandang sapi dan kompos mimba perbandingan 1:1) dengan empat dosis: 0, 3, 6 dan 9 ton ha-1. Hasil menunjukkan sifat-sifat kimia seperti Fe-larut, pH, dan Eh tanah berkorelasi nyata terhadap emisi CH4 dengan nilai korelasi secara berurutan yaitu 0,517***; 0,356* dan -0,271*. Pola tanam jarwo 2:1 memiliki emisi CH4 lebih rendah dibandingkan pola tanam tegel pada semua takaran pupuk. Dosis pupuk yang effisien adalah 3 ton ha-1 yang diaplikasikan pada pola tanam jarwo 2:1 karena mampu menghasilkan padi sampai 12,21 ton ha-1 dengan emisi CH4 hanya 33,73 kg ha-1 musim-1, sedangkan pada pola tanam tegel 39,33 kg ha-1 musim-1. Kesimpulan yang diperoleh adalah pola tanam jarwo 2:1 dengan dosis pupuk organik 3 ton ha-1 dapat direkomendasikan ke petani karena memiliki emisi CH4 yang rendah dan produktivitas yang lebih tinggi.
Arrangement of plant spacing not necessarily affect on CH4 emission, due to of that needs a plant spacing engineering through application of jajar legowo 2:1 (jarwo 2:1) which is considered more productive and be able to reduce CH4 emissions. Field research was conducted to find out CH4 emissions from rice fields with tegel and jarwo 2:1 cropping pattern treated with organic fertilizer (mixture of cow manure and neem compost in a ratio of 1:1) with four doses: 0, 3, 6 and 9 ton ha-1. The results showed that chemical properties such as soluble-Fe, pH, and Eh soil were significantly correlated with CH4 emissions with a correlation value of 0.517***; 0.356* and -0.271* respectively. Jarwo 2:1 performed lower CH4 emissions than tegel on all doses of fertilizer. The efficient dose of fertilizer was 3 ton ha-1 applied jarwo 2:1 because it was able to produce rice up to 12.21 ton ha-1 with CH4 emissions of only 33.73 kg ha-1 season-1, while in tegel it was only 39.33 kg ha-1 season-1. It is concluded that jarwo 2:1 with 3 ton ha-1 organic fertilizers can be recommended to farmers because it performs low CH4 emissions and higher productivity.
Kata Kunci : emisi CH4, fluks CH4, pola tanam, pupuk organik, sawah organik