Laporkan Masalah

Prospek Museum Misi Muntilan dalam Pengajaran Nilai Toleransi

RYAN SAPUTRA, Dr. Mahirta, M.A.

2019 | Tesis | MAGISTER ARKEOLOGI

Di Indonesia, politik identitas semakin hidup pada masa setelah reformasi. Warga negara cenderung untuk menggolongkan diri dalam identitas kelompok, sesuai dengan kepentingan, ideologi, keyakinan, serta suku dan agama Dalam suatu masyarakat dan negara, fungsi pendidikan sangat penting dalam membangun cara pandang generasi muda calon pemimpin bangsa dan masyarakat dalam suatu negara. Lembaga pendidikan juga merupakan agen transfer kesadaran dan ilmu pengetahuan. Museum memiliki tugas pendidikan selain kedua tugas lainnya, pengkajian dan kesenangan. Peranan museum dalam tugas pendidikan tersebut dapat diarahkan kepada pendidikan yang mengajarkan semangat toleransi dan penghargaan kepada keberagaman untuk mencegah pengaruh radikalisme. Dalam penelitian ini rumusan permasalahan yang akan dijawab adalah: Apakah Museum Misi Muntilan memiliki peranan dalam meningkatkan toleransi? Museum Misi Muntilan digagas, dibangun, dikelola, dan dimanfaatkan terutama oleh komunitas pendukungnya, komunitas gereja Keuskupan Agung Semarang. Hidup dalam satu komunitas yang homogen membentuk karakter museum ini cenderung hanya melihat ke dalam komunitasnya. Hal ini ditambah lagi dengan pilihan untuk menetapkan visi dan misi museum yang lebih menekankan pada pengembangan komunitas gereja semata. Serupa dengan pola relasi dialog antar agama dalam pluralisme yang perlu dibangun dengan konsisten. Museum Misi Muntilan tampaknya juga perlu untuk mulai secara aktif membuka diri bagi pihak di luar komunitas pendukungnya. Dengan upaya itu diharapkan Museum Misi Muntilan akan dapat lebih berkembang lagi baik dengan memperoleh masukan dari pihak di luar komunitas yang tentunya bisa melengkapi dengan perspektif barunya, sekaligus juga dapat memberikan lebih banyak sumbangsih manfaat dan peranan bagi pihak di luar komunitas gereja Keuskupan Agung Semarang.

In Indonesia, identity politics is increasingly alive in the post-reform era. Citizens tend to classify themselves in group identity, according to interests, ideology, beliefs, and ethnicity and religion. In a society and country, the function of education is very important in building the perspective of the young generation of future leaders of the nation and society in a country. Educational institutions are also agents for the transfer of awareness and knowledge. The museum has educational assignments in addition to the other two tasks, study and fun. The role of the museum in the educational task can be directed to education that teaches a spirit of tolerance and respect for diversity to prevent the influence of radicalism. In this study the formulation of the problem to be answered is: Does the Muntilan Mission Museum have a role in increasing tolerance? The Muntilan Mission Museum was conceived, built, managed, and utilized primarily by its supporting community, the Semarang Archdiocese's church community. Living in a homogeneous community that shapes the character of this museum tends to only look into the community. This is compounded by the choice to establish the vision and mission of the museum which emphasizes the development of the church community alone. Similar to the relationship patterns of dialogue between religions in pluralism that need to be built consistently. Muntilan Mission Museum also seems to need to start actively opening up to parties outside its supporting community. With this effort it is hoped that the Muntilan Mission Museum will be able to develop even better by obtaining input from parties outside the community, which of course can complement it with its new perspective, while also being able to contribute more benefits and roles to those outside the Semarang Archdiocese's church community.

Kata Kunci : museum, toleransi, pluralisme, pengajaran

  1. S2-2019-389010-abstract.pdf  
  2. S2-2019-389010-bibliography.pdf  
  3. S2-2019-389010-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2019-389010-title.pdf