STRATEGI PENGHIDUPAN PENGRAJIN BATIK DI DESA WUKIRSARI, KECAMATAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL
ALFIAN NUR AROZAN H, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A
2019 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAHBatik merupakan warisan dunia. Batik dapat menjadi sumber perekonomian non pertanian masyarakat pedesaan. Pengrajin batik dapat mendapatkan manfaat ekonomi dan melestarikan budaya, namun pengrajin batik di sisi lain juga mengalami kerentanan dalam penghidupannya. Kerentanan pengrajin batik salah satunya yaitu pada produksi produk. Produksi batik tulis di Desa Wukirsari menekankan pada proses pembuatan tradisional yang dilakukan dalam jangka waktu beberapa bulan. Fluktuasi penjualan juga menjadi salah satu kerentanan dalam penghidupan yang dijalani pengrajin batik. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengindentifikasi komponen penghidupan (aset, akses, dan aktivitas) pengrajin batik di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul dan (2) mengidentifikasi strategi penghidupan pengrajin batik di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Penelitian dilakukan di Sentra Batik Giriloyo, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian mix method (kuantitatif dan kualitatif). Responden yang dipilih dalam penelitian ini yaitu pengrajin batik yang berada di Sentra Batik Giriloyo. Teknik analisis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif dengan perolehan data yang dilakukan melalui metode sampling. Hasil penelitian menunjukan pengrajin batik di Sentra Batik Giriloyo merupakan penduduk usia produktif yang memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah. Aset manusia dan sosial menjadi aset tumpuan bagi pengrajin batik dalam pemenuhan kebutuhan karena pekerjaan sangat bergantung pada kemampuan membatik. Secara keseluruhan akses di Sentra Batik Giriloyo sudah baik. Aktivitas pengrajin cukup stabil dengan adanya pembagian tugas antara pemilik modal dengan buruh. Adanya pemilik modal dan buruh juga memberikan variasi terhadap penghidupan yang digunakan oleh pengrajin. Menghadapi perbadaan kedua status tersebut, pengrajin batik di Sentra Batik Giriloyo memiliki strategi penghidupan yang terdiri dari tiga macam tipologi yaitu strategi penghidupan survival, strategi penghidupan konsolidasi, dan strategi penghidupan akumulasi. Kata Kunci : Penghidupan, Strategi Penghidupan, Batik
Batik is a world heritage. However, batik craftsmen also experience vulnerabilities in their livelihoods. One of the vulnerabilities of batik craftsmen is the production of products. The production of batik in Wukirsari village emphasizes the production of written batik with traditional manufacturing processes. Making batik is done in a period of several months. This makes the sale of production only at certain times. Workers who work in making crafts or craftsmen have a vulnerable livelihood system. This is because the control of capital by small and medium enterprises is carried out. This study aims to (1) identify the components of livelihood (assets, access and activity) of batik artisans in Wukirsari Village, Imogiri District, Bantul Regency and (2) identify the livelihood strategies of batik craftsmen in Wukirsari Village, Imogiri District, Bantul Regency. This research was conducted at Giriloyo Batik Center, Wukirsari Village, Imogiri District, Bantul Regency. The research method used is a mix method research (quantitative and qualitative). Respondents selected in this study were batik artisans at the Giriloyo Batik Center. Then for the analysis technique this research uses descriptive quantitative and qualitative descriptive with the acquisition of data carried out through the sampling method. The results of the study show that batik artisans at Giriloyo Batik Center are productive population who have a relatively low education level. Human and social assets are the foundation assets of batik craftsmen in fulfilling their needs because work depends on the ability to make batik. Overall access at the Giriloyo Batik Center is good. The activities of craftsmen are quite stable with the division of labor between capital owners and workers. The existence of owners of capital and labor also provides variations on the livelihoods used by craftsmen. Facing these two status differences, batik artisans at Giriloyo Batik Center have a livelihood strategy that consists of three types of typologies namely survival livelihood strategies, consolidated livelihood strategies, and accumulated livelihood strategies. Keyword : Livelihood, Livelihood Strategic, Batik
Kata Kunci : Penghidupan, Strategi Penghidupan, Batik / Livelihood, Livelihood Strategies, Batik