Perubahan Modal Sosial dalam Konflik Studi Kasus Pertambangan Gamping Desa Sampung, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur

RIZKI ARDINANTA, Dr. Suripto, A.Md. S.I.P., MPA.

2019 | Skripsi | S1 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Konflik agraria pertambangan gamping Desa Sampung merupakan salah satu konflik yang unik karena para aktor konflik, yaitu penambang tradisional dan PD Sari Gunung, mempunyai keterikatan antar satu dan lainnya dalam pengelolaan tambang. Relasi antar aktor inilah yang memunculkan indikasi adanya modal sosial dalam proses pengelolaannya. Munculnya konflik agraria pada November 2017 dipandang akan merubah atau mengganggu keberadaan modal sosial yang telah dimiliki oleh para aktor. Perubahan modal sosial tambang tersebut akan mempengaruhi proses produksi dalam sistem pengelolaan tambang. Penelitian ini mencoba untuk menjelaskan bagaimana bentuk, perubahan, serta dampak modal sosial bagi proses pengelolaan tambang dalam konflik agraria yang terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang dilakukan di Desa Sampung, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga modal sosial struktural dan dua modal sosial kognitif dalam pengelolaan tambang gamping Desa Sampung. modal sosial tersebut kemudian mengalami perubahan akibat dari konflik agraria yang terjadi. Modal sosial struktural bertambah menjadi empat bentuk sedangkan modal sosial kognitif menghilang. Dampak dari bertambahnya modal sosial struktural berupa kesepakatan baru adalah memberi kejelasan bagi para aktor. Tetapi hilangnya modal sosial kognitif dalam sistem pengelolaan tambang memunculkan konflik-konflik kecil yang menghambat proses produksi sehingga dapat memicu konflik lanjutan.

The agrarian conflict of limestone mining in Sampung Village is one of the unique conflicts because conflict actors, namely traditional miners and PD Sari Gunung, have an attachment between one and the other in the management process. This relation between actors raises an indication of the existence of social capital in the management process. The emergence of agrarian conflict in November 2017 will change or disturb the existence of social capital that has been owned by the actors. Changes in the mine's social capital will affect the production process in the mine management system. This research tries to explain the forms, changes, and impacts of social capital for the mine management process when the agrarian conflict occur. The method used in this study was qualitative with a case study approach conducted in Sampung Village, Sampung District, Ponorogo Regency. The results showed that there were three structural social capital and two cognitive social capital in the mine management in Sampung Village. The social capital then changes due to agrarian conflicts that occur. Structural social capital increases into four forms while cognitive social capital disappears. The impact of increasing structural social capital in the form of a new agreement is to provide clarity for the actors. But the loss of cognitive social capital in the mine management system raises small conflicts that hinder the production process so that it can trigger further conflict.

Kata Kunci : konflik agraria, modal sosial, pertambangan, relasi sosial/ agrarian conflict, social capital, mining, social relations