DAMPAK SOSIAL EKONOMI PASAR PAPRINGAN DI DUSUN NGADIPRONO
CANDRA PRANTAU, Dr. Hempri Suyatna, S.Sos., M.Si.
2019 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAANPasar Papringan Dusun Ngadiprono Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung merupakan Pasar berkonsep unik. Pasar yang dihelat setiap minggu pon dan wage tersebut berada di atas perkebunan bambu. Pasar Papringan diinisiasi oleh Komunitas Spedagi yang kemudian saat ini bersama komunitas Mata Air menaungi keberlangsungan pasar papringan. Pasar papringan pada dasarnya bertujuan untuk konservasi tanaman bambu.Namun seiring dengan banyaknya pengunjung yang antusias pengelola berinisiatif untuk mendirikan pasar yang dikelola oleh warga setempat. Sejak semula berdiri hingga saat ini kurang lebih 3000 pengunjung mendatangi perhelatan pasar papringan. Warga yang antusias mengunjungi pasar papringan ini dikarenakan pasar ini menjual aneka makanan tradisional, mainan tradisional, hingga konsep pembayaran menggunakan bambu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan menggambarkan keadaan subyek/obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang didapat atau yang sebagaimana mestinya. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara, pengamatan, diskusi khusus, dan dokumentasi. Alasannya adalah penggunaan metode kualitatif deskriptif mempunyai kelebihan dalam memaparkan kegiatan, sikap, pandangan, dan proses didalam masyarakat. Sehingga, penggunaan metode penelitian kualitatif deskriptif yang pengumpulan datanya dilakukan dengan cara wawancara mampu memberikan pemahaman yang secara merinci dan tajam.Informan wawancara adalah orang-orang yang terlibat langsung di Pasar Papringan baik dari pimpinan komunitas, koordinator dan pengelola pasar dan pedagang, hingga unsur pemerintah desa. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa semenjak diadakanya Pasar Papringan, interaksi warga masyarakat semakin intensif, setelah semula interaksi hanya terjadi dalam forum PKK atau forum desa saja. Dampak ini terlihat dari koordinasi pengelolaan pasar dan ketika akan diadakannya Pasar Papringan. Dampaklain yang terjadi adalah warga setempat lebih peduli terhadap lingkungan. Dampak secara ekonomi tentunya adalah adanya tambahan pendapatan warga masyarakat setempat yang semula mayoritas hanya berpendapatan dari bertani, kini mereka mendapatkan tambahan pendapatan dari Pasar Papringan ini.
Papringan Market, Ngadiprono Hamlet, Kedu District Temanggung Regency is a unique concept market. The market is held every week and the wage is on a bamboo plantation. The Papringan Market was initiated by the Spedagi Community, which at this time together with the Mata Air community overshadowed the sustainability of the papringan market. The papringan market basically aims to conserve bamboo plants. But along with the many visitors who are enthusiastic, the managers take the initiative to establish a market managed by local residents. Since its inception, there have been around 3,000 visitors to the papringan market. Residents who are enthusiastic about visiting the papringan market because this market sells a variety of traditional foods, traditional toys, to the concept of payment using bamboo. The method used in this research is descriptive qualitative research method by describing the state of the subject / object of research based on the facts obtained or as they should. This study uses data collection techniques through interviews, observations, special discussions, and documentation. The reason is the use of descriptive qualitative methods has advantages in describing activities, attitudes, views, and processes within the community. Thus, the use of descriptive qualitative research methods whose data collection is done by means of interviews is able to provide detailed and sharp understanding. Interview information is people who are directly involved in Papringan Market both from community leaders, coordinators and market managers and traders, to government elements village. The results of this study revealed that since the Papringan Market was held, community interaction was intensified, after the interaction had only occurred in the PKK forum or village forum only. This impact can be seen from the coordination of market management and when the Papringan Market will be held. Another impact that occurs is that local residents care more about the environment. The economic impact of course is that there is an additional income from the local community, which at first the majority were only income from farming, now they get additional income from this Papringan Market.
Kata Kunci : Dampak Pasar,Dampak Sosial,DampakEkonomi