Dimensi Personal dan Sosial dari Konversi Agama - Studi Biografis Pengalaman Berpindah Agama dan Dinamika Pengelolaan Multikulturalisme di Yogyakarta
PATRICIA K W, Muhammad Najib Azca, S.Sos, M.A, Ph.D; Dr. Falikul Isbah, G.D.Soc., M.A; A.B. Widyanta, M.A
2019 | Skripsi | S1 SOSIOLOGISkripsi ini membahas bagaimana pengalaman para informan yang berkonversi agama dan menelisik pengalaman interaksi sosial mereka dalam mengelola kemajemukan dan membangun mutual understanding di Yogyakarta. Yogyakarta dihuni banyak warga dari berbagai etnis, ras, agama, dan strata sosial yang memunculkan kemajemukan, salah satunya dalam hal keagamaan. Kehidupan sebuah masyarakat pada umumnya akan mengalami perubahan sosial. Salah satu bentuk perubahan sosial itu adalah perubahan atau perpindahan agama, dari sistem kepercayaan satu berpindah ke sistem kepercayaan yang lain (Soekanto, 1990: 341). Dalam istilah sosiologi agama, hal itu disebut sebagai konversi agama. Konversi agama menjadi hal yang wajar ketika orang menyadari bahwa beragama adalah kebebasan setiap individu dalam suatu masyarakat. Jenis penelitian ini adalah studi biografis. Studi biografis secara kualitatif merupakan studi pengalaman hidup individu yang diceritakan atau ditemukan peneliti melalui wawancara mendalam maupun dokumen pribadi. Data primer didapatkan dari wawancara mendalam dengan pria dan wanita berusia 21-55 tahun yang berkonversi agama dari Islam ke Katholik Roma dan dari Katholik Roma ke Islam yang berdomisili di Yogyakarta. Data sekunder diperoleh dari data-data dokumen tertulis seperti jurnal, skripsi terdahulu, buku-buku relevan, dan situs-situs internet. Hasil dari penelitian ini bahwa para informan telah melewati beberapa proses diantaranya adalah: (1) Tipe Volational, yang terjadi dalam proses lama sehingga menjadi kebiasaan rohani baru dan proses perjuangan batin. (2) Self-Surrender/Perubahan Drastis, yang terjadi secara mendadak karena ada pengaruh Ilahi. Proses tersebut dapat dibagi lagi menjadi dua sifat yaitu (1) Endogenous/Internal, yang berasal dari psikologis. (2) Exogenous/Eksternal, yang berasal dari orang lain maupun kelompok. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ada kecenderungan mengglorifikasi agama baru yang telah dianut karena ada rasa nyaman dan damai dari agama baru yang dianut. Relasi sosial yang terbentuk dari keterlibatan pada pekerjaan, kegiatan sosial, maupun pengalaman personal para informan menciptakan multikulturalisme dalam kehidupan bermasyarakat di Yogyakarta. Dialog antar agama menjadi acuan. Nilai-nilai kebaikan seperti kasih sayang, cinta kasih, persaudaraan dan saling memahami menjadi fondasi untuk memupuk multikulturalisme, terutama relasi dengan orang-orang yang berbeda agama. Bahkan status ekonomi berpengaruh dalam terciptanya rekognisi sosial di lingkungan tempat tinggal para informan.
This thesis discusses the experience of informants who convert religion and explore their experiences of social interaction in managing pluralism and building mutual understanding in Yogyakarta. Yogyakarta is inhabited by many people from various ethnicities, races, religions, and social strata that bring pluralism, one of them in religious matters. The life of a society in general will experience social change. One form of social change is change or conversion, from a belief system one moves to another belief system (Soekanto, 1990: 341). In terms of religious sociology, this is referred to as religious conversion. Religious conversion becomes a natural thing when people realize that religion is the freedom of every individual in a society. This type of research is a biographical study. Qualitative biographical studies are studies of individual life experiences that are told or found by researchers through in-depth interviews and personal documents. Primary data were obtained from in-depth interviews with men and women aged 21-55 years who converted religion from Islam to Roman Catholicism and from Roman Catholicism to Islam domiciled in Yogyakarta. Secondary data is obtained from the data of written documents such as journals, previous theses, relevant books, and internet sites. The results of this study that the informants have gone through several processes including: (1) Volational type, which occurs in the old process so that it becomes a new spiritual habit and inner struggle process. (2) Self-Surrender / Drastic Change, which occurs suddenly because there is a Divine influence. The process can be further divided into two properties, namely (1) Endogenous / Internal, which comes from the psychological. (2) Exogenous / External, which comes from other people or groups. In this study it was found that there was a tendency to chlorify the new religion that had been adopted because there was a sense of comfort and peace from the new religion adopted. Social relations that are formed from involvement in work, social activities, and personal experiences of informants create multiculturalism in community life in Yogyakarta. Interfaith dialogue is a reference. Good values such as affection, love, brotherhood and mutual understanding are the foundations for fostering multiculturalism, especially relations with people of different religions. Even economic status is influential in creating social recognition in the neighborhood where informants live.
Kata Kunci : Konversi Agama, Multikulturalisme, Relasi Sosial, Jati Diri, Kemajemukan