PEREMPUAN, KUASA, DAN PEMBERDAYAAN DIRI (Analisis Kekuasaan Film : Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak)
AULIYA ANNIZA FIRMAN, Ulya Niami Efrina Jamson, M.A
2019 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHANKonsep kekuasaan selalu terjebak dalam lingkaran yang membicarakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, atau kemampuan seseorang untuk mendapatkan jabatan dalam suatu posisi penting di pemerintahan. Pengertian seperti itu menjadi populer bahkan di antara para ilmuwan politik sendiri, penelitian ini berfokus untuk mengingatkan dan menggunakan konsepsi kekuasaan yang lain, dimana kuasa tidak selalu bersifat mendominasi namun juga bersifat memberdayakan, bahwasanya kuasa adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Penelitian dilakukan dengan melihat tokoh tokoh dalam film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak. Bagaimana kuasa mendefinisikan tindakan, ucapan dan interaksi antara karakter menggunakan analis kritis wacana Teun V Dijk. Analisa dilakukan dengan melihat narasi dan relasi yang kemudian terbentuk antara tokoh, membagi titik analisa menjadi struktur dominasi dan struktur pemberdayaan dari setiap babak yang ditampilkan. Bab struktur dominasi bertujuan untuk menjelaskan proses dominasi dan pengekangan yang diperlihatkan dan dialami oleh tokoh, sedangkan bab struktur pemberdayaan berfungsi sebagai counter argument untuk menunjukkan bahwa ada kuasa diri untuk keluar dari jeratan pengekangan yang mereka derita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh Marlina & Novi mempunyai kemampuan untuk menguasai dirinya sendiri, tindakan mereka untuk melawan menunjukkan pemberdayaan yang mumpuni, mereka sama sama menginspirasi diri sendiri untuk melawan dan tidak menyerah. Perlawanan yang mereka lakukan berbentuk verbal dan non verbal (fisik), keduanya menunjukkan bahwa pembicaraan tentang kekuasaan tidak harus tentang praktik dominasi atas orang lain, tapi juga tentang bagaimana kita mempunyai kapasitas atas diri kita sendiri untuk melakukan sesuatu tanpa ada campur tangan orang lain.
The concept of power is often trapped on a circle of conception which described power as an ability to influence other people, or an ability of an individual to gain a place in an office. Such understanding become populer even among political scientist, the research are done to remind and use another concept of power, that power is not always about dominating but also empowering, that power is a capacity on each person to do things for their own good. The research are done by observing the characters from the movie Marlina and The Murderer in Four Acts, how then power defined the actions, words, and interaction between the character using critical analysist discourse of Teun Van Dijk. The analysis were done through an observation of the movie naration and relation which were formed between the characters, classifying the point of analysis between domination structures and empowering structures from each acts of the movie. The chapter on domination structures are done to explain the process of domination and repression which were shown and experienced by the characters, while the chapter on empowerment structures functions as the counter argument to show that the power over themselves does exist to get their selves out from the repression that the character suffered. The research result shows that both Marlina and Novi has the power over themselves, that their actions to resist shown a sense an empowerment, they both inspired each other and their ownselves to fight and never give up. Their resistence are in form verbal and non verbal (physical). Both indeed shown that the discussion about how power is not always about a practice of domination but that power also meant we had the capacity over ourselves to do something without the influence of other people.
Kata Kunci : kekuasaan, pemberdayaan perempuan, dominasi patriarki, analisis wacana kritis, /power, woman empowerment, patriarchal domination, critical discourse analysis